Kedua, Stigma sekolah favorit atau unggulan hilang. Ini peluang bagi sekolah yang lain mengejar ketertinggalan dalam hal mutu pendidikan.
Ketiga, Sebelumnya, sekolah favorit hanya diisi oleh anak-anak pintar yang otomatis akan mengangkat citra sekolah sebagai sekolah unggulan.
Keempat, Hemat biaya dan waktu. Jarak antara rumah dan sekolah yang relatif dekat membuat anak dan orangtua tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk transportasi atau membeli BBM.
Kelima, Kelas akan lebih heterogen dan tidak didominasi oleh anak-anak pintar. Sekolah menjadi lebih beragam dengan siswa yang bermacam-macam.
Kekurangan:
Pertama, potensi manipulasi domisili. Hal ini banyak terjadi ketika orangtua bersikukuh untuk menyekolahkan anaknya di sekolah yang dianggap favorit. Tentu perbuatan seperti ini merugikan calon siswa lainnya.
Kedua, pilihan sekolah yang baik jadi terbatas. Orangtua tidak punya banyak pilihan sekolah karena yang diutamakan adalah jarak bukan kemampuan.
Ketiga, ruang lingkup terbatas. Sebelum zonasi siswa datang dari berbagai daerah sehingga tercipta lingkungan yang luas dan pergaulan yang lebih beragam. Hal ini tentu membuat pola pikir anak lebih terbuka karena berinteraksi dengan berbagai macam latar belakang.
Keempat, fasilitas yang belum merata. Siswa yang pandai akan kesulitan mengembangkan potensinya karena kurangnya sarana di sekolah dekat rumahnya.
Kelima, kekurangan murid. Tidak semua sekolah berada di lingkungan padat penduduk sehingga dengan sistem zonasi akan mempengaruhi jumlah pendaftar di sekolah tersebut. Â
Demikian perbandingan antara kelebihan dan kekurangan sistem zonasi PPDB di sekolah negeri. Setujukah anda dengan Mas Wapres untuk menghapus sistem zonasi PPDB?