Tetapi, jika ia mempresentasikan seluruhnya, maka bagi Aristoteles, tidak ada alasan untuk menolak kredibilitas sang retor.
Kedua, mengenai pathos. Aristoteles sangat sadar bahwa aspek emosi ikut berperan penting dalam menentukan keputusan audiens untuk menurut atau menolak poin sang retor. Kita semua juga mengetahui bahwa kondisi emosi ikut mempengaruhi keputusan kita akan suatu hal.
Aristoteles berpandangan bahwa orang yang berkarakter baik (virtous person) akan bertindak benar beriringan dengan kondisi emosi yang baik pula. Itulah sebabnya, bagi Aristoteles, seorang retor harus mengetahui hal-hal apa yang dapat memicu emosi positif dari audiensnya atau sebaliknya yang memicu emosi negatif dari audiensnya.
Pidato Deliberartif Prabowo
Saya memilih salah satu rekaman pidato Prabowo yang terdapat di sini untuk diulas dalam kerangka taksonomi tiga elemen retorika di atas.
Saya akan langsung memberikan beberapa komentar baik dalam bentuk pernyataan maupun pertanyaan.
Presentasi logos
Dalam rekaman pidato tersebut, Prabowo mengemukakan beberapa pokok logos seperti yang saya ringkas di bawah ini:
- Ia menginginkan Indonesia menjadi negara yang berdaulat dalam segala hal. Negara yang kuat adalah inti visi Prabowo.
- Ia menginginkan Indonesia menjadi Negara yang damai yang di dalamnya tercipta kerukunan dan saling menghormati.
- Tetapi, visi ini tidak akan tercapai sepenuhnya tanpa kekuasaan atau jabatan politik
- Karena itu Prabowo mengajukan dirinya untuk dipertimbangkan oleh rakyat Indonesia agar memangku jabatan politik yang memungkinkannya mewujudkan visi tersebut.
Saya menilai, presentasi logos ini sangat jelas dan konsisten dengan slogan Gerindra bahwa Indonesia akan menjadi macan Asia. Saya juga menilai bahwa visi yang besar ini mengasumsikan jabatan politis yang relevan, maka pengajuan diri Prabowo sebagai Capres, bagi saya merupakan sesuatu yang logis.
Presentasi ethos