Atas dukungan KLHK, bank sampah relatif cepat berdiri dan hadir di seluruh Indonesia. Sebuah asosiasi yang hidup "menyusu" pada KLHK dijadikan agen pendirian bank sampah di banyak tempat. Dan juga agen penyaluran bantuan untuk bank sampah.
Tapi cepatnya proses pembentukan bank sampah berdampak pada bank sampah itu sendiri. Cepat hidup, cepat mati juga. Terutama jika sudah selesai keperluannya dalam penilaian Adipura.
Puang Asrul pernah mengusulkan Asosiasi Bank Sampah Indonesia (ABSI). Sayangnya, usulan itu tak dipakai KLHK. Tapi justru beruntung ide itu tak ditindaklanjuti, karena Asrul kemudian membangun PKPS.
KLHK justru mendukung ASOBSI yang kepanjangannya sama persis dengan usulan Puang Asrul saat mengusulkan ABSI. Puang Asrul percaya ASOBSI adalah hasil memplagiat idenya. Apalagi di dalam ASOBSI ada seorang yang sangat dekat dengan Puang Asrul dalam soal sampah.Â
Tanpa merasa dikhianati, Puang Asrul yakin ASOBSI akan berjalan ibarat siput. Pelan dan selalu dalam bahaya. Karena banyak potensi pelanggaran hukumnya. Dan sebagian dari kata-katanya itu sudah terbukti.
Dinamika persampahan tak ada satu pun lepas dari Puang Asrul. Dia dengan lantang melawan pelarangan kantong plastik, styrofoam, sedotan plastik dan lain-lain. Dia mengarahkan semuanya pada pengelolaan sampah yang berbasis gotong royong dan tanggung jawab semua pihak secara proporsional.
Dia membuka rahasia program-program gagal melalui tulisan -- tulisannya, video -- video youtube dan dalam forum-forum terbuka yang membahas sampah. Meski tak menelanjangi semuanya, Puang Asrul membuatnya agak transparan.
Pria asal Bone ini jugalah yang lantang meneriakkan antimonopoli dalam pengelolaan sampah. Dan yang seru lagi, Puang Asrul melawan trend bawa tumbler untuk mengurangi sampah botol plastik.
Lantang juga Asrul menyuarakan bahwa selama ini pemerintah gagal mengelola sampah. Mulai dari menyatakan sirkular ekonominya pemerintah sebagai jargon dan slogan belaka hingga menduga pemerintah hanya memboroskan anggaran pengelolaan sampah.
Memasukkan mapping potensi dalam pengelolaan sampah juga dilakukan Puang Asrul. Menurutnya, hanya dengan sistematika assesment-lah sampah bisa diatasi. Kemudian memenuhi kebutuhan pengelolaan sampah kawasan hingga yang terkecil, rumah tangga.
Akhirnya, sebagai salah satu anak ideologisnya di Indonesia, saya ingin mengucapkan : "Selamat Ulang Tahun Puang Asrul ke - 60 Tahun. Semoga panjang umur dan terus bermanfaat untuk tanah air dan bangsa". (nra)