Mohon tunggu...
Cyprianus JayaNapiun
Cyprianus JayaNapiun Mohon Tunggu... Desainer - Berbuatlah demi Kebenaran

Lulusan Akademi Grafika Trisakti, selalu digeluti dunia percetakan dan produk cetakan yang bermacam-macam. Sekarang masih berkecimpung di dunia desain grafis, baik secara pegawain dan freelance di beberpa penerbit seperti Lontar Publication, Katakita, Kosa Katakita dll. Sering bekerjasama dengan penulis dan pekerja seni sebagi konsultan pencetakan dan garap bersama. Sekarang sebagai Kepala Produksi di Percetakan PT Grafilin (Percetakan SMK Grafika Desa Putera)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Virus dan Menara Babel Abad 21

22 April 2020   07:35 Diperbarui: 22 April 2020   07:52 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai contoh Negara super power yang banyak dibanggakan apakah bisa memusnakan seketika sesuatu bentuk yang hanya berdiameter 0,125 micrometer ini. Dan juga Negara-negara lain dengan menciptakan peluru nuklir yang canggih bisa terjangkau bermil-mil dengan teknologi super canggih yang selalu unjuk dipamerkan apakah mampu? Musuh yang berkilo-kilometer dapat dijangkau dengan segera dan cepat dikalahkan. Namun dengan satu ini manusia tidak berkutik bahwa Tuhan bekerja, Alam berbicara untuk meredam semua kesombongan manusia.

Dengan situasi yang dialami di dunia ini manusia mulai dinormalkan untuk menghentikan kemauan manusia yang selalu MAU LEBIH tanpa merasa cukup. Bagaimana manusia dipaksa untuk menghentikan kegiatan yang ada. Alam mulai tersenyum dengan volume polusi yang terkurangi.

Mungkin Tuhan mulai bosan Melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
(Sepenggal syair lagu Ebit G. Ade ‘Berita kepada Kawan’)

Jika  menghayati lagu ini sangatlah dalam makna dari peristiwa yang kita alami sekarang ini. Bagaimana pola manusia yang begitu brutal tanpa memandang bahwa semua ciptaan Tuhan, berbuat segala bentuk perbuatan hanya melihat sisi manusia secara egois tanpa melihat sisi baik dari bisikan hati nurani yang paling dalam.

Dengan munculnya virus ini manusia diingatkan untuk berbenah diri dengan membersihkan sisi kehidupan secara jasmani dan rohani. Dengan Jasmani kita diingat untuk pola hidup sehat di antaranya: memakan gizi yang baik, cuci tangan, pake masker, olahraga, dll. Secara rohani pun manusia mulai mendekatkan diri pada Tuhan dengan segala cara secara berkala dan setiap saat. 

Bagaimana sesuatu permasalahan VIRUS sangat kecil, tidak Nampak bisa merubah segalanya. Tanpa harus dengan alat senjata yang super modern, teknologi modern, teknologi tinggi ini-itu, akhirnya manusia pun tak berdaya hanya dengan butiran sangat kecil tak nampak di mata bisa mengubah segalanya.

Manusia mulai lupa bahwa kehidupannya dipelihara olehNya. Tapi manusia lupa seperti Hawa yang memakan buah terlarang mereka sombong dan lupa akan segalanya. Kepintaran, usaha dan keberhasilan bukan miliknya semata tanpa melihat sesama manusia lainnya. 

Di dalam kehidupan rohani pun pola manusia diubah seketika. Bagaimana manusia mulai diluruskan jalannya supaya tidak terpaku rutinitas semata tapi di paksa untuk lebih menghayati makna dari semuanya untuk hidup BENAR. Covid-19 Manusia dipaksa untuk mulai berlomba bersih-bersih secara rohani dan jasmani. Mengendalian diri harus ditanamkan dan lebih peduli pada sesama baik yang kecil, lemah, tersingkir dan difabel.

Dunia mengelapar…
Tak berdaya
Rapuh…
Ditelan….
Partikel tak kasat mata

Manusia yang…
Sombong, angkuh, serakah, arogan
Lunglai tak bergeming
Semua menjadi berbeda
Dalam hitungan seketika

Perang pun terhenti..
Glamor kehidupan manusia terhenti
Manusia yang merasa dirinya paling mampu dan kuasa
Bukam seribu bahasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun