Sebagai contoh Negara super power yang banyak dibanggakan apakah bisa memusnakan seketika sesuatu bentuk yang hanya berdiameter 0,125 micrometer ini. Dan juga Negara-negara lain dengan menciptakan peluru nuklir yang canggih bisa terjangkau bermil-mil dengan teknologi super canggih yang selalu unjuk dipamerkan apakah mampu? Musuh yang berkilo-kilometer dapat dijangkau dengan segera dan cepat dikalahkan. Namun dengan satu ini manusia tidak berkutik bahwa Tuhan bekerja, Alam berbicara untuk meredam semua kesombongan manusia.
Dengan situasi yang dialami di dunia ini manusia mulai dinormalkan untuk menghentikan kemauan manusia yang selalu MAU LEBIH tanpa merasa cukup. Bagaimana manusia dipaksa untuk menghentikan kegiatan yang ada. Alam mulai tersenyum dengan volume polusi yang terkurangi.
Mungkin Tuhan mulai bosan Melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
(Sepenggal syair lagu Ebit G. Ade ‘Berita kepada Kawan’)
Jika  menghayati lagu ini sangatlah dalam makna dari peristiwa yang kita alami sekarang ini. Bagaimana pola manusia yang begitu brutal tanpa memandang bahwa semua ciptaan Tuhan, berbuat segala bentuk perbuatan hanya melihat sisi manusia secara egois tanpa melihat sisi baik dari bisikan hati nurani yang paling dalam.
Dengan munculnya virus ini manusia diingatkan untuk berbenah diri dengan membersihkan sisi kehidupan secara jasmani dan rohani. Dengan Jasmani kita diingat untuk pola hidup sehat di antaranya: memakan gizi yang baik, cuci tangan, pake masker, olahraga, dll. Secara rohani pun manusia mulai mendekatkan diri pada Tuhan dengan segala cara secara berkala dan setiap saat.Â
Bagaimana sesuatu permasalahan VIRUS sangat kecil, tidak Nampak bisa merubah segalanya. Tanpa harus dengan alat senjata yang super modern, teknologi modern, teknologi tinggi ini-itu, akhirnya manusia pun tak berdaya hanya dengan butiran sangat kecil tak nampak di mata bisa mengubah segalanya.
Manusia mulai lupa bahwa kehidupannya dipelihara olehNya. Tapi manusia lupa seperti Hawa yang memakan buah terlarang mereka sombong dan lupa akan segalanya. Kepintaran, usaha dan keberhasilan bukan miliknya semata tanpa melihat sesama manusia lainnya.Â
Di dalam kehidupan rohani pun pola manusia diubah seketika. Bagaimana manusia mulai diluruskan jalannya supaya tidak terpaku rutinitas semata tapi di paksa untuk lebih menghayati makna dari semuanya untuk hidup BENAR. Covid-19 Manusia dipaksa untuk mulai berlomba bersih-bersih secara rohani dan jasmani. Mengendalian diri harus ditanamkan dan lebih peduli pada sesama baik yang kecil, lemah, tersingkir dan difabel.
Dunia mengelapar…
Tak berdaya
Rapuh…
Ditelan….
Partikel tak kasat mata
Manusia yang…
Sombong, angkuh, serakah, arogan
Lunglai tak bergeming
Semua menjadi berbeda
Dalam hitungan seketika
Perang pun terhenti..
Glamor kehidupan manusia terhenti
Manusia yang merasa dirinya paling mampu dan kuasa
Bukam seribu bahasa