Mohon tunggu...
Cyprianus JayaNapiun
Cyprianus JayaNapiun Mohon Tunggu... Desainer - Berbuatlah demi Kebenaran

Lulusan Akademi Grafika Trisakti, selalu digeluti dunia percetakan dan produk cetakan yang bermacam-macam. Sekarang masih berkecimpung di dunia desain grafis, baik secara pegawain dan freelance di beberpa penerbit seperti Lontar Publication, Katakita, Kosa Katakita dll. Sering bekerjasama dengan penulis dan pekerja seni sebagi konsultan pencetakan dan garap bersama. Sekarang sebagai Kepala Produksi di Percetakan PT Grafilin (Percetakan SMK Grafika Desa Putera)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Virus dan Menara Babel Abad 21

22 April 2020   07:35 Diperbarui: 22 April 2020   07:52 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Aku gak mau menjadi setan
Yang menakutimu
Aku gak mau menjadi iblis
Yang menyesatkanmu
(Sepenggal lagu Slank “VIRUS”)

Virus Corona (COVID-19) mengubah segalanya menjadi berbeda, dunia seakan terlumpuhkan dengan sesuatu bentuk dengan partikel diameter 125 nanometer sekitar 0,125 micrometer. Tidak dapat terlihat namun mematikan, sungguh luar biasa. Corona virus disease 19, yang kemudian menjadi nama resmi virus corona sekarang merupakan musuh dunia saat ini.

Arogansi segala bentuk di dunia terkalahkan dengan Virus ini. Semua terhenti tak bergeming, bukam seribu bahasa. Manusia dengan segala power yang dipunyai kekuasaan, kekuatan, pengaruh serta keserakaan diam… ditelan bumi.

Perang di mana-mana yang hanya menunjukan kekuatan masing-masing Negara terhentikan. Semua sepi tak bersuara, tiada berita penyerangan sana-sini, pembunuhan, penganiayaan, dan banyak berita yang mengerikan sekalipun. Dunia terbius oleh virus corona yang bertebaran secara liar mencari mangsa.

Sekarang Nampak terlihat semua Negara sama, tidak ada Negara adikuasa, Negara blok barat, blok timur, Negara miskin maupun Negara kaya semua terjangkit virus mengerikan ini. Apakah ini rencana Tuhan untuk mengurangi manusia yang sudah penuh sesak di dunia ini?

Jika membaca Kitab Suci Perjanjian lama tentang Menara Babylonia ini berdiri setelah zaman Nabi Nuh pasca banjir bandang. Penduduk pada zaman itu dianugerahi dengan kekuatan-kekuatan fisik yang lebih dan keperawakan yang gagah dibanding dengan bangsa-bangsa lain. 

Menara itu dibuat untuk bisa menuju ke surga. Namun Allah tidak menghendakinya hal seperti itu, dengan mengacaukan bahasa mereka menara itupun tidak jadi terwujud. 

Menara inilah yang dikenal hingga saat ini sebagai simbol keangkuhan dan kesombongan manusia. Bisa menjadi permenungan dengan kejadian Menara Babel dengan kejadian sekarang ini. Apakah dengan segala kesombongan manusia yang tak hentinya dipatahkan dengan virus ini? Apakah Tuhan lagi bertindak?

Manusia serang menyerang dengan mempertontonkan kekuatannya. Pertunjukan senjata berlomba-lomba sekuat mungkin hanya untuk memusnahkan dunia. Merusak alam dengan segala kekuasaannya. Hutan-hutan terkuras serta hewan-hewan menyerit tidak dapat berteduh. 

Perut bumi terkoyakkan oleh penambang-penambang hanya ambisi manusia akan keserakaan. Tanpa disadari inilah menara Babel yang dibuat saat ini. Kesombongan manusia merusak segalanya yang Tuhan percayakan kepadanya.  

Menara Babel sudah dibangun setengah, Tuhan bertindak untuk menghentikan ini semua. Kesombongan manusia sudah tidak bisa terbendung liar dan serampangan sudah tidak memandang ke-manusiawian, yang dipikirkan keegoisan semata.

Sebagai contoh Negara super power yang banyak dibanggakan apakah bisa memusnakan seketika sesuatu bentuk yang hanya berdiameter 0,125 micrometer ini. Dan juga Negara-negara lain dengan menciptakan peluru nuklir yang canggih bisa terjangkau bermil-mil dengan teknologi super canggih yang selalu unjuk dipamerkan apakah mampu? Musuh yang berkilo-kilometer dapat dijangkau dengan segera dan cepat dikalahkan. Namun dengan satu ini manusia tidak berkutik bahwa Tuhan bekerja, Alam berbicara untuk meredam semua kesombongan manusia.

Dengan situasi yang dialami di dunia ini manusia mulai dinormalkan untuk menghentikan kemauan manusia yang selalu MAU LEBIH tanpa merasa cukup. Bagaimana manusia dipaksa untuk menghentikan kegiatan yang ada. Alam mulai tersenyum dengan volume polusi yang terkurangi.

Mungkin Tuhan mulai bosan Melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
(Sepenggal syair lagu Ebit G. Ade ‘Berita kepada Kawan’)

Jika  menghayati lagu ini sangatlah dalam makna dari peristiwa yang kita alami sekarang ini. Bagaimana pola manusia yang begitu brutal tanpa memandang bahwa semua ciptaan Tuhan, berbuat segala bentuk perbuatan hanya melihat sisi manusia secara egois tanpa melihat sisi baik dari bisikan hati nurani yang paling dalam.

Dengan munculnya virus ini manusia diingatkan untuk berbenah diri dengan membersihkan sisi kehidupan secara jasmani dan rohani. Dengan Jasmani kita diingat untuk pola hidup sehat di antaranya: memakan gizi yang baik, cuci tangan, pake masker, olahraga, dll. Secara rohani pun manusia mulai mendekatkan diri pada Tuhan dengan segala cara secara berkala dan setiap saat. 

Bagaimana sesuatu permasalahan VIRUS sangat kecil, tidak Nampak bisa merubah segalanya. Tanpa harus dengan alat senjata yang super modern, teknologi modern, teknologi tinggi ini-itu, akhirnya manusia pun tak berdaya hanya dengan butiran sangat kecil tak nampak di mata bisa mengubah segalanya.

Manusia mulai lupa bahwa kehidupannya dipelihara olehNya. Tapi manusia lupa seperti Hawa yang memakan buah terlarang mereka sombong dan lupa akan segalanya. Kepintaran, usaha dan keberhasilan bukan miliknya semata tanpa melihat sesama manusia lainnya. 

Di dalam kehidupan rohani pun pola manusia diubah seketika. Bagaimana manusia mulai diluruskan jalannya supaya tidak terpaku rutinitas semata tapi di paksa untuk lebih menghayati makna dari semuanya untuk hidup BENAR. Covid-19 Manusia dipaksa untuk mulai berlomba bersih-bersih secara rohani dan jasmani. Mengendalian diri harus ditanamkan dan lebih peduli pada sesama baik yang kecil, lemah, tersingkir dan difabel.

Dunia mengelapar…
Tak berdaya
Rapuh…
Ditelan….
Partikel tak kasat mata

Manusia yang…
Sombong, angkuh, serakah, arogan
Lunglai tak bergeming
Semua menjadi berbeda
Dalam hitungan seketika

Perang pun terhenti..
Glamor kehidupan manusia terhenti
Manusia yang merasa dirinya paling mampu dan kuasa
Bukam seribu bahasa

Apakah benar Tuhan mulai bosan?
Supaya manusia disadarkan…
Refleksi….
Bersihkan diri Luar dan dalam
Tuhan masih menyayangi manusia

@Napi2020

CJ. Napiun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun