Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Didera Trauma dan Belenggu Emansipasi

23 Februari 2024   17:24 Diperbarui: 23 Februari 2024   17:28 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pikiran-pikiran Tini  dan gagasan yang disampaikannya dapat dikatakan sebagai pemikiran yang telah maju pada zamannya. Akan tetapi, ia lupa, bahwa tuntutan Sukartono pun bukan asal menuntut karena ia telah berjuang menunjukkan tanggung jawabnya sebagai suami. Andaikan ia keberatan dengan tuntutan suaminya karena merasa sanggup mengais rezeki, seharusnya ia menolak menikah dengan dokter tersebut.

Dokter Sukartono, seperti pada umumnya lelaki, terlebih lelaki bergaji tinggi, juga menyukai perempuan cantik. Deskripsi fisik Tini yang cantik, suka bersolek, memakai rouge di bibir dan pipi telah dituliskan untuk menunjukan Tini sebagai ratu pesta yang menarik. Penggambaran secara fisik untuk tokoh Tini terdapat pada kutipan sebagai berikut.

 "... diamat-amatinya sebentar badan yang terlentang itu, molek, karena suka sport dahulu. Tetapi, nafsunya tiada tertarik, tiada berkobar seperti dahulu. Sambil menuju ke kursinya, dia berfikir: badannya masih cantik. Memang Tini cantik, pandai memakai sembarang pakaian. Suka mata memandang dia." (Pane, 1937:61)

Isterinya cantik. Sebagai perempuan terpelajar, ia pun tampil selayaknya wanita modern serta dikenal sebagai ratu pesta pula dengan kecantikan menggoda mata.

Tuntutan emansipasi yang dilakukannya dengan Hartono, membuat luka dua kali lipat. Pertama, ia wanita Timur, manakala perilakunya tidak umum, tentu ia merasa tidak nyaman. Kedua, Hartono tiba-tiba menghilang tanpa alasan jelas. Ia merasa terkena ghosting, yang membuat hatinya terluka lalu trauma tidak dapat lagi merasakan cinta pria, kendati pria itu dokter.

Mengapa Hartono melakukan ghosting? Ternyata, karena ia tiba-tiba menghadapi masalah berat berkaitan dengan masa depan.

  ...Hartono tiada menjawab, seolah Tini memperkatakan keadaan jiwanya. Serupa dengan kelayuan dalam jiwa Tini? Dia, didalam hatinya layu, karena kehilangan cita-cita, karena tiada tempat bersandar lagi. Bagaimana Tini? Cita-cita perempuan? Budi perempuan? (Pane, 1937:121)

Hartono yang tidak memahami bahwa "merasa dicintai dan mencintai" merupakan kebutuhan mendasar wanita, sedangkan kecerahan masa depan sesuai dengan emosional mereka semata, tidak terlalu dinomorsatukan, merasa tidak bersalah ketika memutuskan menghilang dari Tini yang banyak penggemar. Ulah yang mengguratkan sakit hati teramat dalam bagi Tini. Seolah hidupnya sudah tamat setelah itu. Keputusan yang akhirnya dilakukannya dengan cara menghindari lelaki. Sedemikian emosionalkah wanita dalam menghadapi cinta?

...Tini memandang Hartono tenang-tenang,"Aneh, engkau pandai berkata begitu. Kamu laki-laki tiada terasa padamu, betapa sedihnya bagi perempuan, kalau jiwanya layu (diapun berpaling, termenung). Pernahkah engkau melihat daun tua? benar-benar kauperhatikan?"

Tiba-tiba Hartono berdiri, katanya dengan gembira,"Pop! Tono cinta padamu...mengapa tiada engkau ingat nasibnya?"

 Ujar Tini dengan sungguh-sungguh,"Karena dialah...kasih sayangnya membuatku takut, bimbang, hatiku layu, menjadi kusut hatiku layu, menjadi kusut di dalam hatiku bertambah hampa...tiada yang dapat kuberikan padanya, lain dari pasir belaka, padang pasir, padang padang pasir, tiada kasih sayang tempat bernaung...pada hal itulah dia perlu. Kasih sayang...tidak ada apa-apa, padaku, kosong belaka..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun