Matahari pagi sudah tersenyum dari arah timur. Sinarnya seolah mengajak tubuhku bergerak cepat menyelesaikan kesibukanku sebagai ibu rumah tangga Minggu pagi ini. Â Akan tetapi, kemalasan seakan menggelayuti kaki dan lenganku. Bertepatan dengan kemunculan kemalasan, aku teringat tagihan agar segera mengirimkan nilai murid-murid untuk mata pelajaran yang kuampu.
Aku pun menuju ruang tengah untuk membuka laptop. Duh...mengapa ngadat? Mengapa menjadi lemot? Aku gelisah. Kutengok kedua anakku yang tengah bermain gawai, bahkan si bungsu pun sibuk dengan gawainya. Hmm...ingin marah tapi itu memang dunia mereka. Dunia yang belum kualami semasa kanak-kanak.
      "Mengapa Kalian rebahan melulu?" tegurku menoleh ke arah mereka. Jawaban ketiganya sama, ini kan hari Minggu. Ingin bersantai sejenak. Setelah sarapan baru  bersepeda  mencari vitamin D.
      "Ini laptop Mama mengapa lemot? Kalian anak-anak milenial kan lebih bisa mengatasi hal seperti ini."
      "Mama lihat petunjuk di youtube sajalah. Kami biasanya juga begitu. Nggak pakai nanya,"sanggah si bungsu.
      Aku tersenyum di sela perasaan kesal. Tersenyum karena ia memang suka mempraktikkan apa saja yang dilihat di youtube. Kemarin tiba-tiba ia mengalunkan lagu bunda karya Melly Goeslow menggunakan pianika ketika aku ulang tahun. Pandemi ini selain meresahkan juga mempercepat kemandirian anak-anak. Mereka lebih dekat dengan youtube daripada bertanya-tanya jika ingin mengerjakan sesuatu.
      Sambil menunggu laptop yang lemot, aku pun menuju dapur. Kebetulan anak-anak hanya minta nasi goreng dengan telur ceplok, si bungsu minta telur dadar. Maka, dalan sekejap nasi yang kutanak kemarin sore di magic com itu pun sudah tersaji di meja makan. Acar  mentimun dan wortel, irisan tomat, dan lembaran selada meskipun tidak pernah tersentuh jika aku tidak di rumah, kuletakkan di piring masing-masing beserta nasinya, sehingga mau tak mau mereka akan memakannya jika kutemani makan pagi ini.
      Excel pun terbuka, nilai setelah kuperiksa ulang akan kukirimkan kepada tim kurikulum melaui whatsapp. Begitu membuka google chrome, laptop pun kembali bagaikan siput yang berjalan merayap.
      "Kalian bertiga menggunakan wifikah?"
      "Biasanya kita berlima menggunakan bersama, tidak ada masalah,"jawab si sulung tanpa menoleh,"Laptop Mama yang sudah harus dilem biru. Lempar saja ganti yang baru."
      "Aduh, cobalah berlatih membayangkan hidup sederhana."