Mohon tunggu...
nanik kartika
nanik kartika Mohon Tunggu... Jurnalis - menulislah, maka engkau ada!

wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

C e m b u r u

14 Maret 2020   11:29 Diperbarui: 14 Maret 2020   11:40 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Amanda tak bereaksi. Tangannya bersedekap di dada. Tak juga menoleh ke arah Inu.

''Turun dulu dong bentar, kita ngobrol di gazebo'', Inu merayu.

Amanda tak bereaksi. Kaki kanannya bergerak-gerak, menginjak pedal.

''Maaaaafff, sekali lagi maaaaffff. Turun dulu dong''.

Amanda tetap tak bereaksi. Kaki kanannya bergerak ke atas. Bukan untuk turun, tapi  untuk menyetater motornya.

''Kita belum ngobrol, mosok mau pergi? Lima menit sajalah. Kamu turun, duduk di gazebo, kita ngobrol lima menit saja. Jangan berdiri seperti sekarang ini'', volume suara Inu lembuuuut banget.

Mesin motor berbunyi. Tangan kanan Amanda yang terbungkus kaos tangan memutar-mutar gas. Pandangannya menunduk. Inu berdiri di depan motor, tangan kanannya menahan.

''Okey? Matikan mesinnya, piss, kita damai'', Inu menunjukkan dua jarinya, persis di depan hidung Amanda.

Sore semakin merambat turun. Suasana kompleks kantor sudah benar-benar sepi. Hanya ada satu dua orang yang lewat, membunyikan klakson mau pulang. Inu membalas dengan anggukan. Personil yang harus piket, masing-masing tetap di pos-nya, di dalam kantor.

Matahari semburat jingga di ufuk barat, semakin menambah kegelisahan hati Inu. Amanda belum menunjukkan tanda-tanda ''jinak''nya. Inu harus bekerja ekstra merayunya, apapun akan ia lakukan.

Tangan kanan Amanda menarik gas, motor melesat maju beberapa meter. Inu masih punya harapan. Motor akan berbalik arah, karena pintu belakang mako ditutup rapat-rapat kalau sore begini. Yang dipergunakan keluar masuk, pintu utama, pintu depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun