Mohon tunggu...
NaBe
NaBe Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Sedang doyan berfikir aneh

Berkhayal indah memang enak dan jadi pemenang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rupiah adalah Nafasku No 2

10 Juni 2024   13:31 Diperbarui: 10 Juni 2024   14:26 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     "Tapi itukan perbuatan dosa, bisa masuk neraka," si penjual protes.

     "Yah bro rasanya perut lapar buat nekat berfikir dan bertindak. Kalau mereka punya cara lain pasti di lakukan," balas pembeli.

     "Termasuk jadi koruptor," sambung penjual.

     " Dua kisah tadi tuh buat saya sebagai cowok berfikir bahwa kemiskinan harta lalu jadi miskin logika."

     " Trus bagaimana cara supaya tidak miskin harta dan logika?" tanya penjual dengan muka sinis.

     "Harus tambah ilmu, karena orang pintar pasti nggak miskin."

     "Tapi tambah ilmu kan nggak gratis harus pakai uang," kata penjual bernada mengejek.

     "Iya benar juga sih," pembeli terdiam.

     "Apalagi saat sekarang pemerintah butuh uang untuk biaya pembangunan ini dan itu bahkan saking butuh uang rakyat, ada kebijakan untuk beli rumah dengan cara menabung paksa," cerita penjual.

     "Gaji rakyat di potong langsung masuk rekening pemerintah dengan alasan untuk membuat rumah murah bagi rakyat," sambung pembeli sambil rebus mie instan.

     "Semoga saja negara ini masih sangat jauh dari musibah krismon seperti tahun 1997 dan 1998,  semoga," sambung penjual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun