"Halo bro," tegur akang penjual warung kopi.
   "Halo juga bro akang," balas si pembeli bernada lesu.
   "Apa nih ? Bubur atau kopi?" goda si penjual.
   " Bubur kacang hijau dulu deh" jawab pembeli sambil duduk lemas.
   "Puasa?" Tanya pedagang tersenyum mengejek.
   "Bukan tapi karena cerita sedih."
   "Eh apa tuh?" Si pedagang bertanya serius sambil meletakkan semangkuk bubur kacang hijau hitam bercampur santan.
  "Seorang polwan membakar hidup suaminya sendiri akhirnya meninggal."
   "Ha! Yang benar bro? " si pedagang kaget dua kali.
   "Iya ini bukan cerita bohong. Bisa di lihat di media online."
   " Ok nanti saya cari. Eh itu masalahnya apa?"
   "Yang di tulis di media online tersebut si suami doyan judi online pakai uang milik istrinya."
   "Kesabaran si istri selesai sehingga suami sendiri di bunuh dengan cara di bakat hidup."
   "Ah nggak mungkin. Perempuan kan makhluk nggak tegaan," sanggah si penjual.
   "Memang sepertinya wanita adalah mahluk lemah tapi buktinya ada di media dan ramai komentar netizen."
   " Kok aneh polisi melanggar Aturan yang mereka buat sendiri."
   "Berjudi online adalah sikap terlarang karena tidak halal," si penjual mulai berfikir kritis.
   "Menurut hasil penyelidikan polisi si istri sudah menyiapkan botol isi minyak motor."
   "Sehingga luka bakar korban yang juga sebagai polisi mencapai sembilan puluh persen," cerita si pembeli dengan muka bingung.
   "Waduh! ternyata suami istri anggota polisi Indonesia," si penjual merasa heran.
   "Kok bisa ya?," tanya pedagang serius.
   "Akibat kejadian itu, ketiga anak mereka yang masih balita kena getahnya, anak-anak balita tersebut jadi anak yatim karena bapaknya mati dan terpaksa menjadi anak penjahat karena ibunya masuk penjara membunuh suaminya," kata pembeli sambil geleng-geleng kepala.
   "Nah ini ada satu cerita lagi ," sambung pembeli.
   "Apa tuh bro?" Si penjual semakin penasaran .
   "Ada aksi pornografi yang di buat ibu kandung dengan anak kecil nya " muka si si pembeli serius banget.
   "Hah! apa tuh bro?" Semangat lah si akan penjual bubur kacang hijau.
   " Ibu kandung ini berhubungan dengan anak nya sendiri lalu di rekam sendiri untuk di jual ke pihak lain."
   "Wah! Gawat dong?"
   "Sangat!" jawab pembeli bersemangat.
   "Kenapa bisa begitu ya? padahal fungsi ibu melindungi anak kandungnya?" muka penjual kembali bingung.
   "Setelah dipikir-pikir ternyata ini masalah tentang uang bro?"
   "Ah yang benar bro?" Muka penjual mengkerut kusut.
   "Ternyata si ibu yang buat film begituan terpancing dari seseorang yang di kenal lewat internet, agar mendapatkan uang maka di buatlah film begituan sama anak kandungnya yang balita."
   "Tapi itukan perbuatan dosa, bisa masuk neraka," si penjual protes.
   "Yah bro rasanya perut lapar buat nekat berfikir dan bertindak. Kalau mereka punya cara lain pasti di lakukan," balas pembeli.
   "Termasuk jadi koruptor," sambung penjual.
   " Dua kisah tadi tuh buat saya sebagai cowok berfikir bahwa kemiskinan harta lalu jadi miskin logika."
   " Trus bagaimana cara supaya tidak miskin harta dan logika?" tanya penjual dengan muka sinis.
   "Harus tambah ilmu, karena orang pintar pasti nggak miskin."
   "Tapi tambah ilmu kan nggak gratis harus pakai uang," kata penjual bernada mengejek.
   "Iya benar juga sih," pembeli terdiam.
   "Apalagi saat sekarang pemerintah butuh uang untuk biaya pembangunan ini dan itu bahkan saking butuh uang rakyat, ada kebijakan untuk beli rumah dengan cara menabung paksa," cerita penjual.
   "Gaji rakyat di potong langsung masuk rekening pemerintah dengan alasan untuk membuat rumah murah bagi rakyat," sambung pembeli sambil rebus mie instan.
   "Semoga saja negara ini masih sangat jauh dari musibah krismon seperti tahun 1997 dan 1998,  semoga," sambung penjual.
   Penjual duduk santai sambil membaca buku tentang membuat nasi goreng.
   " Beli di mana buku itu bro?" tanya pembeli.
   "Online bro, lumayan harganya murah. Walau buku bekas tapi masih bagus," penjual pamer buku barunya sambil tersenyum.Â
   " Biar tambah ilmu, semakin banyak wawasan semakin hebat," penjual bangga dengan pelajaran terbaru, pastinya dengan harapan, nasibnya bisa lebih baik dari keadaan sekarang.
   Pembeli yang duduk santai mulai merasakan ada manfaat dari buku tentang memasak nasi goreng milik penjual.
   Sambil mengangguk pelan dalam hatinya berkata, ya aku mengerti.
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H