Sedikit demi sedikit perjuangan yang menguras air mata dari seorang ibu yang telah melahirkan dan merawat mendiang dari bayi sampai dewasa, ternyata menghasilkan keajaiban.
     Presiden Jokowi sampai lima kali di muka umum memberikan perintah kepada penegak hukum agar terus menguak kebenaran cerita dari kematian polisi J yang terasa tidak wajar.
     Dan bab baru dari hukum positip Indonesia di mulai. Mereka yang terlibat kasus kematian polisi J duduk di suatu kursi khusus tertuduh pelanggar hukum.
     Pelan namun pasti ada suatu kebohongan yang terdengar dari kalimat para tersangka.
     Mereka yang terlibat langsung atau tidak pada waktu kejadian mengerikan berucap dalam rasa takut karena mereka sadar sedang berhadapan dengan kekuasan mutlak dari seorang dan dari lembaga hukum positip Indonesia.
     Saya pun merasa takut menonton kisah ini walau dari televisi yang sinyalnya terpancar ribuan kilometer dari gedung pengadilan Jakarta selatan.
     Saya sadar di sana ada invisible hands yang kekar menggenggam palu penegakan hukum.
     Tapi akhirnya saya pun kembali sadar bahwa di sana ada pula tangan-tangan gaib yang berpihak untuk kaum sendal jepit.
     Tangan-tangan gaib ini membantu hakim untuk memukul palu ke meja keputusan supaya hukum terus selamanya tidak tajam ke bawah namun tumpul ke atas.
     Tangan-tangan gaib yang tak terlihat namun bisa saya rasakan bahwa unsur itu ada.
     Bukti nyata itu ada dengan keputusan hakim yang terasa adil oleh kelompok yang selalu kalah dan harus mengalah dari kekuatan mutlak tanpa cacat.