Plok! Plok! Plok! Akhirnya usai sudah cerita menegangkan tentang penembakan seorang anggota polisi Indonesia dengan anggota polisi yang masih satu komandan.
     Di sana ada cerita seorang anggota polisi bernama bharada E menembak mati seorang anggota polisi bernama brigadir J.
     Menurut cerita bermula dari sikap mendiang brigadir J yang telah melakukan pelecehan seksual terhadap istri komandannya inspektur Jenderal polisi ferdy sambo.
     Tingkah brigadir J membuat berang sang suami dari ibu PC. Maka terjadi aksi tembak menembak antara polisi J dan polisi E.
     Yang mana tembakan di mulai dari pihak J, namun polisi E mampu melumpuhkan serangan dari polisi J hingga mendiang tersungkur menemui ajal.
     Singkat cerita Presiden Jokowi memberikan perintah untuk melakukan penyelidikan tentang tewasnya polisi J karena ada berita yang aneh dari ibu mendiang.
     Sang ibu mendiang merasa yakin bahwa anaknya tidak mungkin melakukan tingkah seperti apa yang di ceritakan komandannya.
     Dan sepertinya warga negara Indonesia banyak yang mendukung perkataan dari ibu mendiang bahwa tidak mungkin ada kasus pelecehan dari bawahan kepada atasan, karena biasanya yang menjadi korban pelecehan adalah bawahan.
     Cerita ini pula yang di dukung oleh ahli hukum pidana karena lemahnya bukti hukum dari korban istri perwira tinggi polisi.
     Namun banyak pihak yang meragukan cerita asli dari kejadian tersebut karena di sana ada kekuasaan mutlak yang mampu memberikan bumbu penyedap rasa bagi penegakan hukum positip di negara ini.
     Karena terasa ada hukuman yang berat sebelah, sang ibu terus menangis memohon kepada penguasa langit dan bumi untuk memberikan keajaiban kepada mendiang polisi J.