Mohon tunggu...
NaBe
NaBe Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Sedang doyan berfikir aneh

Berkhayal indah memang enak dan jadi pemenang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tragedi Brigadir Joshua dan Tangan-tangan Gaib

16 Februari 2023   12:26 Diperbarui: 16 Februari 2023   12:29 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

          Sedikit demi sedikit perjuangan yang menguras air mata dari seorang ibu yang telah melahirkan dan merawat mendiang dari bayi sampai dewasa, ternyata menghasilkan keajaiban.

          Presiden Jokowi sampai lima kali di muka umum memberikan perintah kepada penegak hukum agar terus menguak kebenaran cerita dari kematian polisi J yang terasa tidak wajar.

          Dan bab baru dari hukum positip Indonesia di mulai. Mereka yang terlibat kasus kematian polisi J duduk di suatu kursi khusus tertuduh pelanggar hukum.

          Pelan namun pasti ada suatu kebohongan yang terdengar dari kalimat para tersangka.

          Mereka yang terlibat langsung atau tidak pada waktu kejadian mengerikan berucap dalam rasa takut karena mereka sadar sedang berhadapan dengan kekuasan mutlak dari seorang dan dari lembaga hukum positip Indonesia.

          Saya pun merasa takut menonton kisah ini walau dari televisi yang sinyalnya terpancar ribuan kilometer dari gedung pengadilan Jakarta selatan.

          Saya sadar di sana ada invisible hands yang kekar menggenggam palu penegakan hukum.

          Tapi akhirnya saya pun kembali sadar bahwa di sana ada pula tangan-tangan gaib yang berpihak untuk kaum sendal jepit.

          Tangan-tangan gaib ini membantu hakim untuk memukul palu ke meja keputusan supaya hukum terus selamanya tidak tajam ke bawah namun tumpul ke atas.

          Tangan-tangan gaib yang tak terlihat namun bisa saya rasakan bahwa unsur itu ada.

          Bukti nyata itu ada dengan keputusan hakim yang terasa adil oleh kelompok yang selalu kalah dan harus mengalah dari kekuatan mutlak tanpa cacat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun