Bagi kaum sendal jepit kisah ini bisa menjadi obat kuat dalam kehidupan bernegara.
     Dan bagi unsur tangan-tangan gaib di atas tanah cerita mengharukan itu akan menjadi pupuk ajaib yang menghasilkan panen raya pada tahun 2024.
     Termasuk tangan-tangan gaib di atas langit merasakan juga kebahagian bahwa hambanya tak lupa bersujud.
     Akhirnya saya mendapatkan ilham bahwa di kisah ini ada dua tangan yang basah oleh airmata ketulusan dari perempuan kaum sedal jepit  yang terus berjuangan dengan doa-doa suci.
     Saya ingat ada suatu lagu yang judul dan penyanyi aslinya bisa kawan pembaca bisa cari di internet.
     Tapi saya akan kasih bocoran liriknya:
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku, anakmu
Ibuku sayang, masih terus berjalan
Walau tapak kaki penuh darah, penuh nanah
Seperti udara
Kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas Ibu
Ibu
Ingin kudekap
Dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur
Bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa
Baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas Ibu?
Ibu
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku, anakmu
Ibuku sayang, masih terus berjalan
Walau tapak kaki penuh darah, penuh nanah