Mohon tunggu...
NaBe
NaBe Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Sedang doyan berfikir aneh

Berkhayal indah memang enak dan jadi pemenang

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pengungsi Hijrah

3 Mei 2020   07:30 Diperbarui: 3 Mei 2020   07:40 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
fotografer yunandri agus

          Menjadi pemulung atau pengemis mereka lakukan dan dari cerita yang saya dengar ada yang tetap miskin namun ada pula yang menjadi kaya di kampung asal.

          Ada juga para perantauan yang sangat terpaksa bekerja dengan label penyakit masyarakat.

          Hal ini di lakukan karena mereka gagal mendapatkan pekerjaan yang lebih baik akibat pendidikan yang rendah dan kepastian perjalanan hidup yang telah di tulis saat di rahim.

          Ada yang berbeda pada saat musim mudik di Ramadan 2020 yaitu dengan cara halus pemerintah pusat dan di ikuti pemerintah provinsi memberikan usulan agar jangan mudik dulu akibat wabah covid19.

          Tujuannya adalah agar jumlah korban corona atau manusia positif covid19 tidak bertambah.

          Para perantau yang mudik juga punya alasan tentang pulang kampung karena pabrik dan toko tempat mereka bekerja harus tutup agar penyebaran wabah korona tidak meluas.

          Karena terkena imbas wabah ini para pengusaha menghentikan  kegiatan ekonomi secara mandiri atau secara paksa dari pemerintah daerah.

          Menjadi pengangguran memang tidak enak karena tidak punya uang dan kosong kegiatan yang bisa membuat tekanan mental.

          Cerita ini juga terjadi pada perantauan luar negeri yang terpaksa mudik ke negara Indonesia akibat PHK.

          Jalan terakhir yang di pikirkan para perantauan adalah pulang kampung dengan harapan bisa menghilang rasa gelisah berubah menjadi rasa bahagia.

          Di kampung, para perantau merasa ongkos hidup di desa lebih murah di bandingkan tinggal di kota besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun