Mohon tunggu...
NaBe
NaBe Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Sedang doyan berfikir aneh

Berkhayal indah memang enak dan jadi pemenang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Seleksi Alam Hukum Rimba

20 April 2020   14:04 Diperbarui: 20 April 2020   14:06 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau ada uang dunia terasa damai. Saat sakit masih bisa merasa senang karena masih bisa membeli obat. Nggak bingung  untuk belanja sembako dan belanja ehem-ehem.

Tapi kalau kantong kosong kok seperti hidup di peti mati. Nggak bisa kemana-mana.  Bagaimana mau kemana? Kan nggak punya uang. Ya udah telan sendiri aja ludahmu.

Namun kita sebagai manusia biasa tetap harus menerima seleksi alam hukum rimba.

Di dalam aturan seleksi alam hukum rimba mahluk yang mampu bertahan adalah wujud perkasa.

Kalau kalimat itu di tempelkan kepada realita hidup saya adalah, kalau ingin menang persaingan untuk kembali ke dunia kerja saya harus punya kekuatan yang mampu mengalahkan para pesaing.

Saya harus punya kekuatan yang lebih kuat dari pesaing. Namun apakah saya mampu menang? Sedangkan si bos terpaksa merumahkan karyawan dan diri sendiri.

Si bos yang punya uang bejibun gede kayak gunung karakatau harus menangis melihat pintu kantornya di gembok pemerintah karena bandel masih buka saat ada wabah corona.

Tapi si bos ngomong lagi ke saya untuk jaga kesehatan badan dan otak. Usahakan tetap waras. Karena nanti kalau masalah sudah usai semua karyawan bakal di panggil lagi tanpa ada tes penerimaan.

Gaji bakal di sesuaikan tapi harus sabar karena yang namanya usaha nggak semudah membalikan telapak tangan, nasehat si bos.

Semoga kita menang di dalam seleksi alam hukum rimba. Amin.

Saya menangis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun