Mohon tunggu...
NaBe
NaBe Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Sedang doyan berfikir aneh

Berkhayal indah memang enak dan jadi pemenang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Seleksi Alam Hukum Rimba

20 April 2020   14:04 Diperbarui: 20 April 2020   14:06 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya diam menunggu mulut monyongnya bergerak.

Si bos menatap saya dengan muka bingung.

Saya kenal sama sikap si bos. Saya sudah tiga tahun kerja sama dia. Orangnya baik walau kami punya perbedaan dari status sosial termasuk beda bentuk wajah dan lain cara beribadah.

Selama kerja sama dia, saya jarang kena omel karena kalau si bos pusing paling di bakar tembakau di ruang pribadinya.

Tapi sudah enam bulan ini si bos selalu curhat ke saya.

Katanya kalau hidup saya lebih susah dari hari ini bagaimana? Saya diam doang karena belum punya jawaban.

Pernah sih sekali kasih si bos jawaban tapi si bos balas bicara dengan nada ngejek bahwa dia juga tahu cara seperti itu.

Kerja keras dan doa tiada henti adalah syarat menjadi manusia sukses.

Si bos bosan dengar slogan seperti itu.

Bagi dia saat ini untuk menjadi manusia sukses harus punya banyak informasi menuju Roma.

Mendengar curahan hati si bos sepertinya dia takut jika esok hari hidupnya kembali ke titik nol alias kembali hidup jadi orang miskin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun