Ucapannya membuat saya tersindir.
"Marilah kawanku, kita harus saling tolong menolong, bahkan harus ada jiwa gotong royong dengan sesama sesuai dengan nasehat leluhur agar rasa keadilan tertanam di nurani yang tak akan pernah ternoda."
Saya gelisah, langsung to point aja.
"Maksud lo apa? Lo mau jadi wakil rakyat? Tumben kasih nasehat moral. Padahal jaman putih abu-abu kan elo yang paling getol ngajak teman-teman nonton bareng film porno. Waktu itu masih bentuk kaset vidio, beda sama jaman sekarang pakai CD."
"Begini kawan. Ijinkan temanmu ini mengajakmu menjadi orang bermanfaat bagi manusia lainnya."
"Caranya?"
"Pinjamkan aku uang sedikit saja hanya dua ratus juta rupiah."
"Ha! Banyak banget," hampir saya lompat dari kursi.
"Seratus juta rupiah?"
"Tidak ada bro," jawab saya tegas.
 "Lima puluh juta?"