Mohon tunggu...
Nandita Fitri Ananda
Nandita Fitri Ananda Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA

NIM: 43223010134 | PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI | FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS | UNIVERSITAS MERCU BUANA | DOSEN: PROF. Dr. Apollo, M. Si.,Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

21 November 2024   15:16 Diperbarui: 24 November 2024   19:30 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PPT Pribadi Penulis TB-2  Antikorupsi dan Etik UMB
PPT Pribadi Penulis TB-2  Antikorupsi dan Etik UMB

PPT Pribadi Penulis TB-2  Antikorupsi dan Etik UMB
PPT Pribadi Penulis TB-2  Antikorupsi dan Etik UMB

PPT Pribadi Penulis TB-2  Antikorupsi dan Etik UMB
PPT Pribadi Penulis TB-2  Antikorupsi dan Etik UMB

PPT Pribadi Penulis TB-2  Antikorupsi dan Etik UMB
PPT Pribadi Penulis TB-2  Antikorupsi dan Etik UMB

PPT Pribadi Penulis TB-2  Antikorupsi dan Etik UMB
PPT Pribadi Penulis TB-2  Antikorupsi dan Etik UMB

PPT Pribadi Penulis TB-2  Antikorupsi dan Etik UMB
PPT Pribadi Penulis TB-2  Antikorupsi dan Etik UMB

What

APA ITU KEBATINAN KI AGENG SURYOMENTARAM  ?  

Kebatinan adalah salah satu bagian dari spiritualitas yang berkembang dalam budaya Jawa, yang mengajarkan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan. Dalam konteks kebatinan ini, salah satu tokoh penting yang dikenal dengan ajarannya adalah Ki Ageng Suryomentaram. Ia bukan hanya seorang filsuf Jawa, tetapi juga seorang tokoh yang memberikan pengaruh besar pada cara pandang hidup masyarakat, terutama terkait dengan pengendalian diri, kesederhanaan, dan kebahagiaan sejati. 

Kebatinan, dalam pandangan Ki Ageng Suryomentaram, adalah upaya untuk memahami kehidupan manusia secara mendalam melalui pengendalian batin dan penghayatan hidup yang tulus. Kebatinan tidak hanya berkaitan dengan ritual keagamaan, tetapi juga dengan praktik introspeksi, kesadaran diri, dan pengendalian terhadap keinginan atau nafsu yang sering kali menjadi sumber penderitaan manusia. Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram mengajarkan konsep laku prihatin atau latihan batin yang bertujuan untuk membersihkan pikiran, hati, dan niat agar tetap lurus dan terhindar dari godaan duniawi yang dapat merusak moral dan integritas. Ajaran ini mengutamakan kejujuran, kedamaian batin, dan pengendalian diri sebagai dasar untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.

Relevansi kebatinan Ki Ageng Suryomentaram sangat besar dalam konteks kehidupan modern, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan sosial dan moral, seperti korupsi, manipulasi, dan pengaruh buruk dari dunia luar. Ajaran ini memberikan panduan tentang bagaimana menjaga integritas, kejujuran, dan kebijaksanaan dalam bertindak, yang sangat penting untuk memerangi masalah seperti korupsi. Selain itu, ajaran Ki Ageng Suryomentaram juga relevan dalam konteks kepemimpinan. Dalam dunia yang serba kompetitif ini, kemampuan untuk memimpin diri sendiri dengan bijaksana adalah dasar bagi seorang pemimpin yang sejati. Dengan mengutamakan kebatinan yang seimbang, seorang pemimpin akan mampu mengambil keputusan yang adil, mengelola emosi, dan menghindari perilaku yang merugikan orang lain, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

Dengan demikian, kebatinan Ki Ageng Suryomentaram tidak hanya penting dalam memperkuat kualitas batin seseorang, tetapi juga memberikan fondasi moral yang kokoh dalam memimpin dan bertindak secara etis di tengah masyarakat.


AJARAN-AJARAN PENDIDIKAN KARAKTER KI AGENG SURYOMENTARAM

  • Wejangan Pokok Ilmu Bahagia 

Ki Ageng Suryomentaram mengajarkan ilmu bahagia dengan membuka pemikirannya melalui pernyataan mendasar yang menggambarkan pandangannya tentang kebahagiaan. Ia menyatakan bahwa tidak ada sesuatu di dunia ini yang pantas dikejar atau ditolak secara berlebihan. Pernyataan ini menegaskan bahwa manusia seharusnya tidak terlalu memaksakan diri untuk memperoleh sesuatu maupun menolak sesuatu di luar batas kewajaran.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun