Mohon tunggu...
Nandita Fitri Ananda
Nandita Fitri Ananda Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA

NIM: 43223010134 | PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI | FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS | UNIVERSITAS MERCU BUANA | DOSEN: PROF. Dr. Apollo, M. Si.,Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Aristotle

24 Oktober 2024   16:44 Diperbarui: 24 Oktober 2024   16:44 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbeda dengan Socrates yang lebih banyak membahas budi pekerti dan perilaku, atau Plato yang menggambarkan konsep kebaikan sebagai sesuatu yang abadi dan tak berubah, Aristoteles berbicara tentang kebaikan yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan derajat, kedudukan, atau pekerjaannya. Baginya, mencapai kebaikan demi kebaikan adalah tujuan hidup.

Tugas etika, menurut Aristoteles, adalah mengajarkan manusia untuk bertindak dengan cara yang pantas. Seseorang perlu memiliki pemikiran yang sehat, kemampuan menguasai diri, dan keseimbangan antara tujuan dan keinginan. Keseimbangan ini penting karena manusia harus menggunakan akal sehat untuk menyeimbangkan keduanya, dan menjaga keberlangsungan kehidupan.

Menurut Aristoteles, kebahagiaan manusia terletak pada penyempurnaan aktivitas unik manusia. Puncak kesusilaan manusia adalah "pikiran murni," di mana manusia mendayagunakan akalnya. Kebahagiaan tertinggi yang dicari oleh setiap manusia adalah "pikiran murni." Namun, orang biasa hanya bisa mendekati keadaan ini, bukan mencapainya sepenuhnya.

Ketika terjadi masalah tentang tindakan yang harus diambil, terutama ketika budi baik tidak dapat dilaksanakan karena faktor-faktor tertentu, Aristoteles memberikan solusi berupa jalan tengah. Untuk mencapai kebahagiaan hidup, seseorang harus memenuhi tiga persyaratan berikut:

  • Kecukupan Materi

Seseorang harus memiliki harta yang cukup untuk menjalani hidupnya. Orang yang miskin cenderung berperilaku buruk karena kekurangan, sedangkan orang yang kaya lebih mungkin berperilaku baik.

  • Persahabatan

Persahabatan adalah alat yang efektif untuk mencapai kebahagiaan. Aristoteles menilai persahabatan lebih penting daripada keadilan, karena keadilan muncul di antara orang-orang yang bersahabat satu sama lain.

  • Keadilan

Aristoteles membagi keadilan menjadi dua jenis yaitu keadilan distributif, yang berfungsi untuk membagi barang secara seimbang, dan keadilan korektif, yang memperbaiki kerusakan atau kerugian, seperti perjanjian yang mengganti kerugian.

Ketika etika tidak berfungsi dengan baik dalam kehidupan seseorang, Aristoteles menggunakan metode keseimbangan ini sebagai solusi. Etika akan berjalan baik jika orang-orang di sekitar dapat bekerja sama dengan baik dalam berbagai aspek kehidupan. Ketika semua berjalan dengan baik, maka hati akan senang, yang bisa dicapai melalui kerja pikiran. Kerja pikiran mencari kepuasan dalam diri sendiri, bukan dalam tujuan luar yang dikejar.

Aristoteles berpendapat bahwa hidup yang hanya mencari kenikmatan tidak akan menghasilkan kebahagiaan, karena kenikmatan harus melibatkan tindakan, bukan sekadar kenyataan itu sendiri. Kebahagiaan hanya dapat dicapai melalui tindakan.

 Aristoteles juga menunjukkan bahwa kebahagiaan dapat dicapai melalui penggunaan pemikiran atau akal sehat, yang akan membantu orang menemukan cara untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan.

Kebahagiaan adalah nilai tertinggi yang bisa diraih oleh manusia melalui pengembangan diri dalam merealisasikan kemampuan dan potensi mereka. Karena kebahagiaan yang sejati bergantung pada usaha dan tindakan, seseorang tidak bisa merasakan kebahagiaan yang sebenarnya jika hanya mencari kenikmatan duniawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun