Mohon tunggu...
Nandita Fitri Ananda
Nandita Fitri Ananda Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA

NIM: 43223010134 | PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI | FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS | UNIVERSITAS MERCU BUANA | DOSEN: PROF. Dr. Apollo, M. Si.,Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Aristotle

24 Oktober 2024   16:44 Diperbarui: 24 Oktober 2024   16:44 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aristoteles adalah seorang akademisi terkenal yang dikenal sebagai pengumpul karya-karya klasik. Tidak heran jika ia akhirnya dianggap sebagai orang pertama yang memiliki perpustakaan pribadi. Kebiasaannya ini didorong oleh tanah warisan dari ayahnya yang kemudian dijual untuk membeli naskah-naskah klasik. Aristoteles dikenal sebagai pribadi yang ramah dan berbudaya.

 Ia adalah murid Plato yang baik dan sangat disayangi selama bertahun-tahun. Namun, seiring berjalannya waktu, pandangan Aristoteles mulai berbeda dengan gurunya. Jika pandangan Plato cenderung religius, pandangan Aristoteles lebih ilmiah. Selama bertahun-tahun, filosofi Aristoteles sering bertentangan dengan Plato. Meskipun demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa perspektif metafisikanya merupakan adaptasi dari metafisika Plato.

Jika Plato memandang bentuk sebagai ide-ide yang memiliki keberadaan tersendiri, Aristoteles justru melihat bentuk sebagai esensi yang ada dalam substansi dunia dan tidak memiliki keberadaan mandiri. Ia menggunakan istilah "universal" untuk menjelaskan konsep bentuk tersebut. Meskipun tidak mungkin menjelaskan semua perbedaan penting antara pandangan Plato dan Aristoteles, keduanya jelas berbeda dalam hal ini. 

Sebagai seorang intelektual ulung, Aristoteles menguasai banyak bidang keilmuan, termasuk biologi, etika, fisika, ilmu politik, kesusastraan, logika, metafisika, dan psikologi. Bidang-bidang tersebut tercermin dalam karya-karya yang dihasilkannya. Misalnya, karya "Organon" yang membahas logika, "Ethica Eudemia" yang berisi ajaran tentang etika, dan masih banyak lagi karya lainnya.

What

APA DEFINISI KEPEMIMPINAN MENURUT PANDANGAN ARISTOTELES ?

Aristoteles mendefinisikan kepemimpinan sebagai seni untuk membimbing dan mempengaruhi orang lain melalui prinsip-prinsip etika dan kebajikan (virtue). Menurutnya, kepemimpinan yang benar tidak hanya bergantung pada kekuatan atau otoritas yang dimiliki seorang pemimpin, tetapi juga pada kualitas pribadi dan sifat moral pemimpin itu sendiri.

Bagi Aristoteles, seorang pemimpin yang baik adalah seseorang yang memiliki keutamaan, mampu bertindak bijaksana, adil, berani, dan memiliki integritas yang tinggi.

Aristoteles menekankan bahwa kepemimpinan yang efektif harus didasarkan pada prinsip kebijaksanaan dan keseimbangan. Seorang pemimpin harus memahami keinginan dan kebutuhan orang-orang yang dipimpinnya. Mereka juga harus mampu membuat keputusan berdasarkan pengetahuan dan pertimbangan yang matang.

 Menurut Aristoteles, kepemimpinan tidak hanya sekadar memberikan arahan, tetapi juga melibatkan pemberian teladan dan inspirasi yang baik kepada orang lain.Pemimpin harus menjadi contoh moral bagi masyarakat atau kelompok yang dipimpinnya. 

Aristoteles memperkenalkan konsep eudaimonia, atau kebahagiaan sejati dan kebaikan hidup, sebagai tujuan akhir hidup manusia. Menurut Aristoteles, mencapai eudaimonia berarti hidup dalam kebahagiaan yang didasarkan pada kebajikan dan pengembangan optimal potensi manusia. Oleh karena itu, pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu mengarahkan dan membantu orang lain dalam mencapai kebahagiaan dan kebaikan dalam hidup. Mereka memimpin dengan cara yang memungkinkan orang lain berkembang secara moral dan intelektual.

Aristoteles juga menekankan pentingnya keadilan bagi seorang pemimpin. Seorang pemimpin harus bertindak adil dan bijaksana dalam menyeimbangkan kebutuhan individu dengan kepentingan bersama. Ini berarti seorang pemimpin harus mampu membuat keputusan yang menguntungkan semua pihak yang dipimpinnya, bukan hanya dirinya sendiri atau kelompok tertentu. Menurut Aristoteles, keadilan adalah dasar dari kemakmuran dan harmoni sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun