Mohon tunggu...
Nandeka Meisya
Nandeka Meisya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 6

Tugas Bahasa Indonesia dan Sejarah Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Novel Sejarah Laksamana Madya TNI Yos Sudarso

17 November 2021   08:43 Diperbarui: 17 November 2021   08:50 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secepat itu Sang Maha Kuasa menggatikan hilangnya Yos, ia amat bersyukur. Ia percaya bahwa kali ini ia akan berhasil, ia yakin. Ia memberitahukan berita ini kepada kedua orangtuanya, setelah berbincang dan meminta izin Yos akhirnya masuk ke Sekolah Tinggi Pelajaran di Semarang sekaligus mengikuti pendidikan militer Angkatan Laut Jepang. 

Yos mengikuti tes kemiliteran dan ia selalu melewatinya dengan baik. Hampir sempurna. Ia lakukan semuanya dengan semangat dan tak lupa akan niatnya membuat sang ayah dan ibu bangga juga membuat mereka menangis haru bahagia saat menyaksikan kesuksesan Yos. Dan akhirnya, Yos lulus. Kemudian setelah pemberitahuan kelulusan, Yos pulang dan memberitahukan kabar bahagia ini, lalu ia menikmati kebahagiaan ini dengan ayah dan ibunya. Tak berhenti disitu, pada 1944 Yos kemudian bertugas di kapal milik Jepang bernama Goo Osamu Butai sebagai perwira. Ia menaiki tangga lain lagi untuk menuju kesuksesan. Mungkin masih jauh tapi tetap, ia semakin dekat!

Sudah sampai sejauh ini perjuangan Yos. Tentu tidak gampang, ada begitu banyak air mata dan keringat yang ia korbankan agar ia berhasil sampai di titik yang sekarang, semua tidak mudah. Yos sesekali pulang kerumah dan berkali kali disambut dengan ucapan Ayah dan Ibunya,

"Ayah dan Ibu sangat bangga kepadamu, Yos. Terimakasih sudah berjuang."

Yos tanpa rasa malu menangis mendengar ucapan Ayah dan Ibunya. Ini yang ia mau, ini yang ia harapkan, ini yang ia impikan. Mendengar kata kata tersebut keluar dari mulut kedua orang-tuanya membuat Yos sangat amat bersyukur atas segala yang ia punya saat ini.

"Maaf pernah meragukanmu selama ini," Timpal ayah secara tiba-tiba.

Yos dengan segera mengusap air mata di pipinya lalu menatap sang ayah,
"Ayah, jangan pernah meminta maaf karena ayah tidak pernah melakukan kesalahan apapun---sedikitpun." Kata Yos.
 "Ayah meremehkanmu, ayah meragukanmu."
"Yos tahu kalau Ayah hanya ingin yang terbaik untuk Yos." Jawabnya.
"Terimakasih sudah melakukan yang terbaik dan tidak pernah berhenti membuat kami bangga, Nak." Sang Ibu berucap.
Yos kembali menangis, sembari mensyukuri betapa beruntungnya ia memiliki mereka, kedua orangtuanya.

Beralih dari keharuan mereka, akhirnya kemerdekaan tiba, hal yang ditunggu-tunggu rakyat Indonesia saat itu. Semua rakyat merayakannya dengan suka cita dan penuh haru. Tanggal 17 Agustus 1945 diproklamasikan kemerdekaan Indonesia yang diiringi kekalahan Jepang dari Sekutu. Hal ini ternyata membukakan perjalanan karier bagi Yos. Yos bergabung ke dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR) di sektor kelautan (BKR Laut). Begitu banyak hal dan pelajaran yang sudah ia lalui selama ini. Dan tiga tahun kemudian, ia menempuh pendidikan Sekolah Angkatan Laut di Surabaya pada tahun 1950. Sejak saat itu, Yos kerap mengambil bagian dalam serangkaian operasi militer untuk mengatasi berbagai pemberontakan yang terjadi di wilayah NKRI. Ia pernah memimpin beberapa Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), seperti KRI Alu, KRI Gajah Mada, KRI Rajawali, KRI Pattimura, sampai KRI Macan Tutul. Lagi-lagi ia mendapat begitu banyak pelajaran dari apa yang sudah ia lakukan dari awal perjuangannya sampai saat ini ia berdiri disini.

Waktu berlalu sampai ketika ia mendapat berita dari anggotanya,

 "Kapten, akan ada pertempuran laut antara Indonesia dan Belanda." Katanya.
Ia jelas kaget akan berita ini namun ia sigap, memerintahkan anggotanya untuk siap.

"Pastikan semua aman terkendali dan ketika waktu itu tiba, kita harus memasang badan dan siap." Perintah Yos.
"Baik, kapten."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun