Oleh: Jeannette Hoo, Jessalyn Jonathan, Mahdi Cyril Mahendrasa, dan Nanda Septiarini.
Food Business Technology, School of Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM), Universitas Prasetiya Mulya.
Mau stok ASI tahan lama dan mudah dibawa bepergian? Tren terbaru menawarkan solusi dengan mengubah ASI menjadi bubuk menggunakan metode freeze drying! Namun, aman dan bermanfaatkah metode ini untuk si Kecil?
Air susu ibu (ASI) yang dibekukan terdiri dari ASI yang telah dihilangkan seluruh kandungan airnya, diubah menjadi bentuk bubuk seperti susu formula bayi standar. Salah satu perusahaan menginvestasikan sebanyak $400.000 dari financers termasuk Gwenyth di Shark Tank awal tahun ini. Hal ini menuai tanggapan pro kontra dan ramai diperbincangkan di media sosial. Ini dilakukan untuk memperpanjang umur simpan, penghematan ruang simpan, dan praktis yang membuat nyaman bagi ibu aktif bepergian dan aktif memberi ASI di luar masa cuti melahirkan tanpa repot membawa cooler box.Â
Menanggapi tren ini, Ketua Satgas ASI IDAI, Naomi Esthernita Fauzia Dewanto menyampaikan perlunya pemahaman tujuan, manfaat, dan risiko penggunaan ASI freeze dried bagi para ibu. ASI freeze dried diteliti menimbulkan serangkaian perubahan fisik pada komponen utama ASI. Hal ini berdampak pada pecahnya membran gumpalan lemak dan perubahan misel kasein dan seiring lamanya penyimpanan beku memicu penurunan komposisi faktor bioaktif protein.Â
Bagaimana Cara Pembuatan ASI Freeze Dried?
Metode freeze drying atau pembekuan kering dikenal dengan teknik lyophilization, berupa metode freeze drying ASI pada suhu ekstrem -50 C selama 3 s/d 5 jam.Â
Teknologi ini dianggap efisien dan ideal untuk mempertahankan kualitas nutrisi dan tekstur dari berbagai jenis produk, termasuk ASI. Proses dasar dari teknologi freeze drying terdiri dari dua tahap utama yaitu pembekuan dan pengeringan. Pada tahap pembekuan, ASI yang segar didinginkan hingga mencapai suhu di bawah titik beku.Â
Tujuannya untuk mengubah seluruh kandungan air dalam menjadi es. Proses pembekuan yang cepat menghasilkan kristal es yang kecil, untuk mempertahankan struktur seluler dan komposisi nutrisi dari ASI. Lalu, ASI beku diubah menjadi bubuk menggunakan teknik sublimasi atau tahap pengeringan.Â
Terjadi proses transisi ekstraksi air dari bentuk padat (es) ke gas (uap air) tanpa fase cair yang berlangsung selama dua hari dan menghasilkan bubuk tanpa kandungan uap air.Â
Pada tahap pengeringan, ASI freeze dried ditempatkan dalam ruang vakum. Tekanan ruang diturunkan sehingga es dalam dapat menyublim, yaitu berubah langsung menjadi uap air tanpa melewati fase cair. Pada tahap ini, sekitar 95% air yang terkandung dalam ASI dihilangkan.Â
Pengendalian suhu dan tekanan yang tepat sangat penting untuk memastikan bahwa proses sublimasi berjalan optimal tanpa merusak kandungan nutrisi dalam. Proses ini memastikan bahwa produk akhir memiliki kadar air yang sangat rendah, sehingga stabil untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama tanpa mengalami kerusakan atau kehilangan nilai gizi.Â
Nutrisi Asi Freeze Dried
ASI freeze dried mengandung berbagai nutrisi penting yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Susu ini kaya akan protein, yang sangat penting untuk pertumbuhan otot dan jaringan, lemak sehat yang mendukung perkembangan otak dan sistem saraf, dan karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber energi utama.Â
Susu ini juga mengandung vitamin seperti vitamin A, B kompleks (B1, B2, B3, B5, B6, B12), C, D, E, dan K, yang mendukung kesehatan mata, metabolisme energi, pembentukan sel darah merah, fungsi saraf, peningkatan sistem kekebalan tubuh, penyerapan kalsium dan fosfor, dan bertindak sebagai antioksidan. Mineral utama yang terdapat dalam ASI freeze dried termasuk kalsium, fosfor, magnesium, kalium, zat besi, dan seng, serta asam lemak omega-3 dan omega-6 yang membantu perkembangan otak dan fungsi kognitif.
Manfaat fungsional ASI kering beku termasuk mendorong pertumbuhan tulang dengan kalsium, fosfor, dan vitamin D, menjaga kesehatan otot dengan protein dan magnesium, mendukung perkembangan otak dengan lemak sehat dan omega-3, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan vitamin C dan seng. Metabolisme energi didukung oleh vitamin B kompleks, kesehatan mata dengan vitamin A, dan perlindungan sel dengan vitamin E dan selenium.Â
Adapun, perbedaan utama antara ASI biasa dan ASI freeze dried adalah kandungan airnya. ASI biasa mengandung sekitar 87% air, sementara hampir semua air dihilangkan pada ASI kering beku, sehingga meningkatkan konsentrasi nutrisi per gramnya.Â
Beberapa vitamin, terutama vitamin C dan B, mungkin sedikit berkurang selama proses pengeringan beku, tetapi sebagian besar vitamin dan mineral tetap terjaga dengan baik. Kandungan protein dan lemak sebagian besar tidak terpengaruh, meskipun beberapa enzim dapat kehilangan aktivitasnya. Strain probiotik tertentu dapat bertahan dalam proses pengeringan beku, tergantung pada jenis dan kondisi penyimpanannya.
Apa saja Pro Kontra ASI Freeze Dried?
ASI freeze dried tentunya mempunyai dampak positif dan negatif bagi ibu dan anak yang mengonsumsi ASI tersebut. Sisi positif dari ASI freeze dried yang pertama adalah menghemat tempat karena hanya bubuk ASI-nya saja yang diambil, jadi sudah tidak ada larutan sehingga bisa menghemat tempat penyimpanan. Kemudian bisa disimpan dalam jangka waktu yang lama, karena jika tidak banyak larutan yang ada di dalam ASI tersebut, maka semakin sedikit tersebut akan terserang oleh mikroba dan bakteri.Â
Dari jangka waktu penyimpanan 6 bulan di dalam kulkas (untuk ASI biasa), ASI freeze dried bisa disimpan selama 3 tahun. Jika kandungan airnya cenderung sedikit atau tidak ada, maka ASI tersebut memiliki aktivitas air yang rendah, sehingga tempat mikroba untuk berkembang biak juga cenderung sedikit atau tidak ada dan bisa menghambat proses pertumbuhan mikroba pada ASI.Â
ASI tidak perlu disimpan di dalam kulkas, sehingga tidak makan tempat di kulkas dan bisa lebih efisien. Menyusui langsung dari payudara ibu sangat direkomendasikan agar dapat terjalin kontak erat antara ibu dan bayi, menumbuhkan rasa aman dan meningkatkan ikatan orangtua-anak. ASI freeze dried juga bisa jadi alternatif untuk keadaan darurat jika kelangsungan ASI ibu terganggu, karena tinggal diseduh menggunakan air panas.Â
Namun, kekurangan dari ASI freeze dried adalah semakin sedikit fase skin-to-skin pada ibu dan anak. Dampaknya bisa mempengaruhi koneksi antara ibu dan anak, anak tersebut bisa lebih mendekat kepada susternya daripada ibunya. Kemudian dapat mengurangi kandungan vitamin pada ASI (vitamin A, B, dan C), dapat terdegradasi selama proses freeze drying. Ketiga vitamin tersebut sensitif terhadap panas dan oksidasi, sehingga kandungan vitamin pada ASI freeze dried dapat berkurang hingga 20%.Â
Kekurangan selanjutnya yaitu perlu air untuk menyeduh ASI tersebut. Air panas yang diseduh juga harus pas, karena jika keenceran dan kekentalan akan mempengaruhi nafsu makan dari bayi tersebut. Selama proses pembuatan, susu dapat terkontaminasi bakteri dan mikroba dari lingkungan atau alat dan bahan yang digunakan. Penggunaan suhu tinggi pada freeze drying juga dapat merubah struktur dan kualitas ASI, Â sehingga tidak direkomendasikan dikonsumsi oleh bayi yang berkebutuhan khusus, terumata bayi prematur. Karena ASI freeze dried tidak mengalami proses sterilisasi dan pasteurisasi sehingga dapat terkontaminasi oleh bakteri selama proses freeze drying. Biaya yang dibutuhkan untuk freeze drying juga tinggi, jadi ASI freeze dried hanya bisa dijangkau oleh kelas menengah keatas.Â
Aspek PsikologisÂ
Peralihan dari ASI biasa ke ASI Â freeze dried dapat memiliki efek psikologis yang bervariasi. Sementara beberapa orang tua menghargai kenyamanan penyimpanan yang lebih lama, yang lain mungkin merasa kehilangan ikatan emosional menyusui.Â
Meskipun susu kering beku menawarkan manfaat nutrisi, namun berkurangnya kesempatan untuk menjalin ikatan, seperti waktu menyusui yang lebih singkat dan kedekatan fisik yang lebih sedikit, dapat berdampak pada hubungan orang tua dan anak selama menyusui. Namun, jika  ASI freeze dried memenuhi kebutuhan nutrisi secara efektif, orang tua dapat merasakan kepuasan dan ketenangan pikiran, yang berkontribusi pada kesejahteraan psikologis mereka secara keseluruhan.
Bagaimana Tinjauan Donor ASI dari Perspektif Agama?Â
Dalam aplikasi pengolahan berbagai jenis pangan perlu memperhatikan aturan dan hukum agama, salah satunya adalah dalam pembuatan ASI freeze dried. Ajaran Kristen dan Buddha menjelaskan bahwa tidak ada larangan untuk menggunakan ASI, baik dalam bentuk biasanya maupun freeze dried. Memberikan ASI dalam bentuk apapun justru dimaknai sebagai kegiatan menyalurkan kasih dan kepedulian serta dimaknai sebagai usaha dalam menghindarkan kehidupan dari penderitaan.Â
Berbeda dengan hukum agama islam, hal ini dibahas lebih spesifik bahwa perlu diperhatikan akan terjadi hubungan mahram antara anak dengan ibu susuhan dan menimbulkan larangan pernikahan dianta mereka. Dalam fiqih islam, bayi berusia kurang dari dua tahun yang disusui ibu yang sama lebih dari lima kali maka menimbulkan hubungan  mahram diantara mereka.Â
Selain itu, ASI freeze dried tidak akan memberikan pengalaman rasa keibuan dan menumbuhkan rasa kekanakan (sebagai anak) karena hilangnya aktivitas skin-to-skin (gap ibu dengan anak). Para ulama juga masih mendiskusikan terkait ASI freeze dried yang dihasilkan dari ibu pendonor ASI tanpa identitas yang jelas serta mencampurkan ASI menjadi satu.Â
Namun, jika pengelolaan dapat dilakukan secara profesional dan memperhatikan asal muasal ASI, maka ulama kontemporer memperbolehkan. Hal ini menjadi catatan bagi wanita umat muslim untuk berhati-hati memberikan ASI bagi bayi, sebaiknya hindari memberikan ASI kepada anak orang lain, kecuali karena darurat.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, ASI freeze dried dapat menjadi alternatif pilihan dan solusi praktis bagi ibu yang ingin menyimpan ASI jangka panjang hingga mencapai 3 tahun penyimpanan dalam suhu ruang, selain itu memberikan pemanfaatan maksimal ruang penyimpanan karena bentuknya yang bubuk cenderung hemat ruang, dan mudah dibawa bepergian membantu banyak ibu dengan mobilitas tinggi.Â
Namun, penting untuk diperhatikan bahwa metode ini memiliki beberapa kekurangan seperti, berpotensi degradasi beberapa nutrisi khusus, membutuhkan biaya yang cenderung mahal, dan perlu perlakuan khusus agar tetap steril. Perlu diperhatikan dampak psikologis bagi ibu dan anak yang kehilangan aktivitas pendekatan untuk saling berinteraksi secara langsung.Â
Selain itu, perlu meninjau dari perspektif agama berkaitan dengan aturan khusus tentang ASI dan persusuan. Penting untuk tetap memperhatikan aspek baik buruknya, meskipun menawarkan berbagai keuntungan, tetap diperlukan tinjauan dari berbagai aspek, baik aspek psikologis maupun tinjauan aspek hukum agama sebelum memutuskan untuk mengaplikasikan ASI freeze dried.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H