ASI tidak perlu disimpan di dalam kulkas, sehingga tidak makan tempat di kulkas dan bisa lebih efisien. Menyusui langsung dari payudara ibu sangat direkomendasikan agar dapat terjalin kontak erat antara ibu dan bayi, menumbuhkan rasa aman dan meningkatkan ikatan orangtua-anak. ASI freeze dried juga bisa jadi alternatif untuk keadaan darurat jika kelangsungan ASI ibu terganggu, karena tinggal diseduh menggunakan air panas.Â
Namun, kekurangan dari ASI freeze dried adalah semakin sedikit fase skin-to-skin pada ibu dan anak. Dampaknya bisa mempengaruhi koneksi antara ibu dan anak, anak tersebut bisa lebih mendekat kepada susternya daripada ibunya. Kemudian dapat mengurangi kandungan vitamin pada ASI (vitamin A, B, dan C), dapat terdegradasi selama proses freeze drying. Ketiga vitamin tersebut sensitif terhadap panas dan oksidasi, sehingga kandungan vitamin pada ASI freeze dried dapat berkurang hingga 20%.Â
Kekurangan selanjutnya yaitu perlu air untuk menyeduh ASI tersebut. Air panas yang diseduh juga harus pas, karena jika keenceran dan kekentalan akan mempengaruhi nafsu makan dari bayi tersebut. Selama proses pembuatan, susu dapat terkontaminasi bakteri dan mikroba dari lingkungan atau alat dan bahan yang digunakan. Penggunaan suhu tinggi pada freeze drying juga dapat merubah struktur dan kualitas ASI, Â sehingga tidak direkomendasikan dikonsumsi oleh bayi yang berkebutuhan khusus, terumata bayi prematur. Karena ASI freeze dried tidak mengalami proses sterilisasi dan pasteurisasi sehingga dapat terkontaminasi oleh bakteri selama proses freeze drying. Biaya yang dibutuhkan untuk freeze drying juga tinggi, jadi ASI freeze dried hanya bisa dijangkau oleh kelas menengah keatas.Â
Aspek PsikologisÂ
Peralihan dari ASI biasa ke ASI Â freeze dried dapat memiliki efek psikologis yang bervariasi. Sementara beberapa orang tua menghargai kenyamanan penyimpanan yang lebih lama, yang lain mungkin merasa kehilangan ikatan emosional menyusui.Â
Meskipun susu kering beku menawarkan manfaat nutrisi, namun berkurangnya kesempatan untuk menjalin ikatan, seperti waktu menyusui yang lebih singkat dan kedekatan fisik yang lebih sedikit, dapat berdampak pada hubungan orang tua dan anak selama menyusui. Namun, jika  ASI freeze dried memenuhi kebutuhan nutrisi secara efektif, orang tua dapat merasakan kepuasan dan ketenangan pikiran, yang berkontribusi pada kesejahteraan psikologis mereka secara keseluruhan.
Bagaimana Tinjauan Donor ASI dari Perspektif Agama?Â
Dalam aplikasi pengolahan berbagai jenis pangan perlu memperhatikan aturan dan hukum agama, salah satunya adalah dalam pembuatan ASI freeze dried. Ajaran Kristen dan Buddha menjelaskan bahwa tidak ada larangan untuk menggunakan ASI, baik dalam bentuk biasanya maupun freeze dried. Memberikan ASI dalam bentuk apapun justru dimaknai sebagai kegiatan menyalurkan kasih dan kepedulian serta dimaknai sebagai usaha dalam menghindarkan kehidupan dari penderitaan.Â
Berbeda dengan hukum agama islam, hal ini dibahas lebih spesifik bahwa perlu diperhatikan akan terjadi hubungan mahram antara anak dengan ibu susuhan dan menimbulkan larangan pernikahan dianta mereka. Dalam fiqih islam, bayi berusia kurang dari dua tahun yang disusui ibu yang sama lebih dari lima kali maka menimbulkan hubungan  mahram diantara mereka.Â
Selain itu, ASI freeze dried tidak akan memberikan pengalaman rasa keibuan dan menumbuhkan rasa kekanakan (sebagai anak) karena hilangnya aktivitas skin-to-skin (gap ibu dengan anak). Para ulama juga masih mendiskusikan terkait ASI freeze dried yang dihasilkan dari ibu pendonor ASI tanpa identitas yang jelas serta mencampurkan ASI menjadi satu.Â
Namun, jika pengelolaan dapat dilakukan secara profesional dan memperhatikan asal muasal ASI, maka ulama kontemporer memperbolehkan. Hal ini menjadi catatan bagi wanita umat muslim untuk berhati-hati memberikan ASI bagi bayi, sebaiknya hindari memberikan ASI kepada anak orang lain, kecuali karena darurat.