Tantangan dan Implementasi
Meskipun memiliki potensi besar, implementasi aplikasi Etika Telelogis
 Bentham untuk pencegahan korupsi di Indonesia tidak akan terlepas dari berbagai tantangan praktis. Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi antara lain:
1. Resistensi dari Pihak yang Terlibat dalam Korupsi
Praktik korupsi sering kali melibatkan jaringan dan kepentingan yang kuat di dalam pemerintahan dan sektor swasta. Implementasi aplikasi ini dapat menghadapi resistensi dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap kelanjutan praktik korupsi.
2. Keamanan Data dan Privasi
Penggunaan teknologi informasi dalam aplikasi Etika Telelogis Bentham menimbulkan tantangan terkait keamanan data dan privasi pengguna. Penting untuk mengembangkan sistem yang tidak hanya efektif dalam mendeteksi korupsi tetapi juga aman dan terlindungi dari serangan siber dan penyalahgunaan data.
3. Pendidikan dan Sosialisasi Masyarakat
Mengubah budaya dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengawasan terhadap keuangan publik memerlukan upaya sosialisasi yang intensif dan program pendidikan yang efektif. Masyarakat perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pengembangan dan implementasi aplikasi ini agar dapat mencapai tingkat partisipasi yang optimal.
4. Keterbatasan Infrastruktur Teknologi
Di beberapa daerah, terutama di pedalaman atau daerah terpencil, infrastruktur teknologi mungkin belum cukup berkembang. Hal ini dapat menjadi hambatan dalam menyediakan akses yang merata dan adil terhadap aplikasi Etika Telelogis Bentham di seluruh wilayah Indonesia.