ABSTRAK
Penggunaan internet telah mengubah pola hidup masyarakat menjadi lebih muudah dan ceepat, terutama dalam hal pekerjaan, pendidikan, dan transaksi jual beli. Generasi Z menunjukkan perubahan signifikan dalam budaya konsumsinya, dengan preferensi tinggi terhadap pembelian makanan secara daring, terutama melalui aplikasi seperti GoFood, GrabFood, dan Shopee Food. Dominasi GoFood dalam pasar aplikasi pesan-antar makanan menunjukkan tren yang signifikan. Fenomena ini penting untuk dipahami karena dampaknya terhadap pola konsumsi Generasi Z. Penelitian ini fokus pada mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Kota Malang untuk mengeksplorasi dampak penjualan fastfood melalui GoFood terhadap budaya konsumsi mereka, dengan memperhatikan teori "the globalization of nothing" oleh George Ritzer. Metode survei dan observasi digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif yang komprehensif. Restoran fast food, termasuk GoFood, menerapkan berbagai strategi untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, seperti inovasi layanan, promosi, dan penggunaan ulasan. Kolaborasi antara restoran fast food dan GoFood bertujuan untuk memaksimalkan kepuasan dan loyalitas pelanggan melalui pengiriman makanan yang cepat dan kualitas layanan yang baik. Analisis data menunjukkan bahwa mahasiswi UIN Malang cenderung memilih fast food melalui GoFood karena promo, kemudahan pemesanan, variasi menu, dan kecepatan pengiriman. Mayoritas mahasiswi merasa puas dengan layanan GoFood, menandakan penerimaan yang baik terhadap layanan tersebut. Konsep "Globalization of Nothing" membantu menjelaskan perubahan budaya konsumsi ini, menyoroti homogenisasi budaya dan kecenderungan konsumsi yang seragam.
Kata-Kata Kunci: Fastfood; Go Food; Mahasiswi
Â
PENDAHULUAN
Pengguunaan internet telah mengubah pola hidup masyaraakat menjadi lebih mudah dan cepat. Hal ini terbukti dari berbagai bidang kehidupan yang mengandalkan internet, seperti pekerjaan, pendidikan, dan transaksi juaal beli. Sebelum era internet, orang harus pergi ke toko atau pasar untuk memperoleh barang yanng mereka butuhkan. Pada era globalisasi yang ditandai oleh kemajuan teknologi dan ekonomi yang pesat, gaya hidup dan kebiasaan konsumsi masyarakat mengalami perubahan yang sangat signifikan.
Salah satu aspek yang paling terpengaruh adalah budaya konsumsi, terutama di kalangan Generasi Z. Dalam budaya konsumsi mereka, membeli fastfood melalui platform seperti GoFood telah menjadi hal yang sangat biasa dan tak terpisahkan. Pada era globalisasi saat ini, generasi Z dapat melakukan transaksi jual beli dengan lebih praktis berkat kemajuan e-commerce. Bisnis ojek online seperti Gojek, Grab, dan Maxim adalah salah satu yang memanfaatkan kemajuan internet. Aplikasi tersebut tidak hanya menyediakan layanan transportasi ojek online, tetapi juga menyediakan opsi untuk memesan makanan melalui fitur seperti GoFood, GrabFood, dan Maxim Food. Bahkan, platform belanja online seperti Shopee sekarang juga menawarkan layanan pengiriman makanan melalui Shopee Food.
Menurut survei yang dilakukan oleh Populix dengan judul "Tren Makanan dan Minuman Pada Generasi Z dan Milenial 2022--2023" melibatkan partisipasi dari 3.138 responden. Temuan dari survei ini mengungkapkan bahwa sebanyak 57% dari responden lebih memilih untuk membeli makanan melalui internet. Hal itu menunjukkan adanya tren yang signifikan di kalangan Generasi Z dan milenial dalam hal pembelian makanan. Lebih lanjut, survei juga menemukan bahwa Generasi Z dan milenial cenderung membeli makanan secara daring dua hingga tiga kali setiap minggunya. Bahkan, Generasi Z lebih condong untuk melakukan pembelian makanan secara online dengan frekuensi yang sama. Ini menandakan bahwa Generasi Z memiliki preferensi yang tinggi terhadap penggunaan platform online dalam memenuhi kebutuhan makanan mereka. Dalam konteks apliikasi pemesanan makanan yang dilakukan secara daring, GoFood menjadi aplikasi yang seringkali dipakai oleh konsumen dengan presentase 46%. Sedangkan, Grab Food menempati peringkat kedua dengan 32% responden, dan Shoope Food berada di urutan ketiga dengan presentase 22%. Ini menunjukkan dominasi GoFood dalam pasar aplikasi pesan-antar makanan, namun juga menunjuukkan adanya persaingan yang signifikan dari pesaing utamanya, yaitu Grab Food dan Shoope Food.
Fenomena penjualan fastfood melalui layanan pesan-antar seperti GoFood menjadi sangat penting untuk mempelajari transformasi budaya konsumsi ini. Dalam konteks ini, teori George Ritzer mengenai "the globalization of nothing" memberikan sudut pandang menarik tentang bagaimana proses globalisasi dapat menyebabkan homogenisasi budaya, termasuk dalam hal penjualan fastfood. Namun, ada dampak yang perlu dipertimbangkan dari penggunaan GoFood dan layanan serupa terhadap pola konsumsi Generasi Z. Mereka mungkin lebih cenderung untuk mengonsumsi fastfood yang mudah dipesan melalui aplikasi tersebut, daripada makanan rumahan atau makanan tradisional lokal. Hal ini menunjukkan bagaimana teknologi dan globalisasi dapat memengaruhi budaya konsumsi, terutama di antara anak muda. Karena hal tersebut, Studi kasus ini fokus pada mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Kota Malang yang bertujuan untuk mengeksplorasi dampak penjualan fastfood melalui GoFood terhadap budaya konsumsi Generasi Z, khususnya di antara para mahasiswi Universitas Islaam Negeri Maulana Maliik Ibrahim Kota Malang, dengan memperhatikan teori "the globalization of nothing" oleh George Ritzer. Ini penting untuk memahami bagaimana globalisasi dan teknologi digital mempengaruhi budaya konsumsi, terutama di kalangan generasi muda.
KAJIAN LITERATUR
Pengertian Go Food