Setelah me time, orang jadi lebih menghargai hubungan dengan orang lain, sehingga kualitas hubungan dengan orang lain jadi meningkat.
Setelah lama berpikir dan berusaha mencari tahu apa yang salah dalam diri kami, akhirnya saya menyadari bahwa sensitif yang ada dalam diri kami timbul dari banyaknya kepenatan kuliah daring yang selama ini kita jalankan.
Terlepas dari itu, seperti yang sudah saya sebutkan di awal bahwa waktu 24 jam yang kita punya itu harus kita bagi juga untuk menjalankan kewajiban sebagai anak dan kewajiban kita sebagai makhluk ciptaan Allah.
Dalam pelaksaannya seringkali kita lupa bahwa untuk menjalankan semua itu, kita juga perlu membahagiakan diri sendiri dengan memberi waktu luang kepada diri sendiri untuk melakukan apapun yang bisa melepas penat sejenak dalam batas wajar.
Kami paham betul, bahwa musibah wabah covid-19 ini tidak hanya menyusahkan kami para siswa dan mahasiswa tetapi juga semua pihak terkait.
Dalam menghadapi  wabah covid-19 ini kami sadari bukan hanya pemerintah saja yang harus ikut serta dalam mencari solusi. Tetapi, dari kita sendiri pun harus bisa menemukan cara paling tidak untuk diri sendiri agar bisa terhindar dari paparan virus covid-19.
Seperti yang sudah saya paparkan di atas, dengan banyaknya permasalahan dan kendala yang terjadi selama perkuliahan daring kita tetap harus bersemangat dan ikhlas dalam menjalankan peran sebagai siswa atau mahasiswa.
Dengan harapan yang besar, semoga segala susah dan penat segera menemukan ujung dan virus covid-19 bisa segera mereda.pandemi COVID-19 hanya akan berakhir bila ada kesadaran dari bersama untuk patuh terhadap prosedur selama masa pandemi dan saling jaga serta mendukung satu sama lain.
Referensi :
WHO (2019) Mental Health During Covid-19 Pandemic. Diakses pada tanggal 20 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H