Kesimpulannya, quiet quitting adalah masalah kompleks yang memerlukan pendekatan seimbang baik dari sudut pandang argumentatif maupun kontra-argumentatif.
Meskipun alasan pribadi dan pilihan individu mungkin berperan dalam kepergian karyawan secara diam-diam, dampak yang lebih luas terhadap produktivitas organisasi, semangat tim, dan retensi bakat tidak dapat diabaikan.
Memberikan kesempatan pengembangan karir kepada anggota tim dapat membantu mencegah quiet quitting.Â
Ini dapat berupa pelatihan, penugasan proyek yang menantang, atau kesempatan untuk mengambil tanggung jawab baru.Â
Dengan memberikan peluang untuk pertumbuhan dan perkembangan, anggota tim akan merasa lebih terlibat dan termotivasi untuk tetap tinggal.
Dengan memupuk budaya komunikasi terbuka, transparansi, dan dukungan, organisasi dapat mengatasi akar penyebab berhenti merokok secara diam-diam dan menciptakan lingkungan kerja yang positif di mana karyawan merasa dihargai dan terlibat.
Pada akhirnya, menemukan jalan tengah yang menghormati otonomi karyawan sambil memprioritaskan kesejahteraan organisasi secara keseluruhan adalah kunci untuk memitigasi dampak negatif dari pengunduran diri secara diam-diam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H