Suasana petang yang kelam menyelimuti sebuah desa terpencil di pinggiran hutan. Angin sepoi-sepoi menerpa daun-daun pohon, menciptakan suara desiran yang menakutkan. Di dalam sebuah rumah tua yang terletak di tengah desa, tinggal seorang wanita paruh baya bernama Anita.
Anita adalah seorang janda yang hidup sebatang kara setelah suaminya meninggal dunia secara tragis dalam kecelakaan mobil.Â
Kehidupannya yang sunyi dan kesepian membuat Anita terobsesi dengan misteri-misteri yang melibatkan dunia gaib. Dia sering kali membaca buku tentang hantu dan mencari petunjuk di internet tentang cara memanggil arwah orang yang telah meninggal.
Suatu hari, Anita mendengar kabar dari tetangganya tentang sebuah cerita urban legend yang beredar di desa mereka. Konon, di malam hari, jika seseorang menatap jendela rumah Anita dengan saksama, mereka akan melihat wujud suaminya yang meninggal dalam kecelakaan itu.
Tak bisa menahan rasa penasaran, Anita mulai memantau jendela rumahnya setiap malam. Setiap kali suara angin berdesis, dia berharap dapat melihat suaminya sekali lagi. Malam demi malam berlalu, namun Anita tak pernah melihat apa pun yang menyerupai wujud suaminya.
Hingga pada suatu malam, ketika Anita mulai menyerah dan hampir kehilangan harapan, sesuatu yang mengejutkan terjadi. Saat ia menatap jendela, bayangan suaminya mulai muncul. Wujudnya tampak kabur dan samar, tetapi Anita begitu yakin itu adalah suaminya.
Dalam kegembiraan yang tak terkendali, Anita membuka pintu dan berlari keluar menuju jendela. Namun, ketika ia tiba di sana, ia hanya menemukan kekosongan yang gelap. Tidak ada suaminya, tidak ada apapun. Hanya angin malam yang menghembuskan kesedihan ke wajahnya.
Dalam kebingungan dan kekecewaan, Anita berbalik untuk kembali ke dalam rumahnya. Namun, ketika dia menginjakkan kaki di lantai rumah, dia merasa ada yang tidak beres. Ia mendengar suara langkah kaki di belakangnya, semakin mendekat dengan cepat.
Dalam ketakutan yang luar biasa, Anita berusaha untuk melarikan diri, tetapi kekuatannya seperti dihisap habis oleh kehadiran yang mengerikan ini. Suara langkah kaki semakin dekat dan napas Anita semakin sesak. Tanpa pilihan lain, Anita berputar untuk menghadapi ancaman ini.
Namun, saat dia menoleh, yang terlihat hanyalah kehampaan dan kesunyian. Tidak ada apa-apa di belakangnya, kecuali ruangan kosong yang gelap. Anita berdiri dengan nafas terengah-engah, mencoba memahami apa yang baru saja terjadi.