Mohon tunggu...
Andesna Nanda
Andesna Nanda Mohon Tunggu... Konsultan - You Are What You Read

Kolumnis di Kompas.com. Menyelesaikan S3 di Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Belajar dari Rahasia Psikologis Kita Menyukai iPhone

3 April 2022   09:06 Diperbarui: 7 April 2022   10:54 1439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Opollo Photography dari Pexels

Apple mendorong inovasi di setiap kesempatan, dan yang saya suka adalah mereka mengumumkan beberapa terobosan teknologi baru yang secara misterius dijadwalkan setiap kali ada model iPhone baru untuk dijual.

Dan, kita memercayainya karena otak kita sudah terlanjur jatuh ke self-signaling dan kesederhanaan desain.

Kamu tertarik pada iPhone karena memang otak kita cinta pada hal-hal baru memicu sedikit dopamine.

Hal ini ditambah dengan era FOMO (Fear of Missing Out), kita menjadi takut ketinggalan model terbaru ponsel seksi ini.

Kombinasi inovasi, gaya, dan keinginan itu menjadikan iPhone sebagai simbol status, dan sekaligus simbol diri yang kuat. Hal ini karena sepertinya hidup di era saat ini kita seperti memiliki ponsel hampir 24 jam sehari, tujuh hari seminggu.

Nah, sekarang coba kamu bandingkan iPhone dengan Tesla, apakah benar dua merek ini memang simbol status dan diri?

4. Psikologis Harga

Kita semua tahu bahwa iPhone itu mahal. Tetapi sebenarnya ada alasan Apple membuat ponsel mereka mahal sebenarnya adalah langkah bisnis yang jenius oleh Apple, karena otak kita dalam hal harga sangat mudah terpengaruh.

Prinsip-prinsip behavioral economics dapat membantu menjelaskan bagaimana dan mengapa otak kita begitu mudah untuk dimanipulasi oleh harga.

Behavioral economics menjelaskan bahwa kita itu mencari tahu berapa biaya sesuatu berdasarkan isyarat konteks dan bagaimana emosi produk itu kepada kita.

Nah, harga adalah salah satu katalisator dan indikator bahwa sesuatu mungkin berkualitas tinggi.

Sekarang, coba kamu pikirkan, apakah betul adagium “ada harga ada kualitas?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun