Nah, dari hal tersebut maka perusahaan bisa menggabungkan kelebihan internal untuk menutup potensi ancaman dari luar.
Dari studi kasus Amazon, saya melihat sepertinya mereka ingin menutup gap kompetisi lebih rapat lagi dengan cara membangun citra sosial yang positif melalui program pendidikan dan pengembangan.
2. Menyeimbangkan faktor people dan profit
Saya tidak menyanggah bahwa memang tujuan suatu entitas bisnis pasti adalah profit atau keuntungan.
Yang sering menjadi permasalahan adalah perusahaan sebagai entitas bisnis seringkali terjebak dengan mengejar keuntungan jangka pendek dengan cara-cara yang tidak sustainable.
Misalnya hanya melakukan eksploitasi sumber daya baik internal dan eksternal untuk keuntungan semata.
White ocean strategy di sisi sebaliknya, berusaha menjaga agar perusahaan tetap punya willingness untuk giving back ke lingkungan sosial mereka agar nama baik dan citra positif perusahaan tetap terjaga.
Langkah kedua ini juga akan mampu membuat neraca keseimbangan antara profit dan people menjadi lebih seimbang.
Ketika neraca ini lebih seimbang maka konsumen akan mempunyai kesan yang baik dengan perusahaan sekaligus terikat dengan produk dan merek perusahaan.
3. Membuat tolok ukur yang jelas
Langkah ketiga ini, seperti halnya strategi bisnis yang berbentuk konsep tentu butuh eksekusi yang tepat.
Setelah perusahaan melakukan langkah pertama dan kedua, maka ini saatnya untuk melakukan eksekusi dengan terlebih dahulu membuat tolok ukur yang jelas.
Tolok ukur ini dapat dibuat dengan tiga kerangka yaitu waktu, biaya, dan sumber daya.