Produk yang bisa memberikan solusi tetap merupakan pilihan utama. Nah, setelah kita menganalisis hal ini maka kita bisa membangun cerita yang tepat.
Cerita mengenai produk kita yang mampu membuat konsumen merasa senang dan menjadi bagian dari cerita itu.
Sekali lagi, coba cek dulu apakah memang produk kita memberikan solusi atau malah menjadi beban konsumen.
2. Membuat Produk Yang Fokus
Langkah kedua adalah perusahaan harus punya produk dan layanan yang fokus dan mampu membangun koneksi yang "nyata" dengan konsumen.
Hal ini penting karena konsumen suka hal-hal yang nyata, asli, dan tidak palsu. Mereka suka hal-hal yang mampu membuat mereka seakan-akan bagian dari produk tersebut.
Mercedes-Benz dengan sangat jenius membangun hal ini karena konsumen dibawa menjadi bagian dari sensasi rasa mewah ketika mereka mengemudikan merek ini atau bahkan turun dari mobil merek ini.
Sensasi yang jelas sulit ditandingi merek lain bahkan di rentang harga yang sama atau bahkan lebih murah.
Konsumen yang sudah merasakan sensasi tersebut akan sulit untuk beralih ke merek lain dan loyalitas akan terbangun secara alamiah.
3. Kolaborasi dengan Merek lain
Nah, banyak yang mengira bahwa situasi kompetisi bukan berarti kita tidak bisa kolaborasi dengan merek lain.
Kolaborasi dengan merek lain lintas industri justru akan mampu memperluas jangkauan merek kita kepada konsumen.
Tentu strategi ini harus dianalisis terlebih dahulu apakah memang cocok dengan nilai-nilai dan cerita yang dibangun oleh produk kita atau tidak.