Mohon tunggu...
Andesna Nanda
Andesna Nanda Mohon Tunggu... Konsultan - You Are What You Read

Kolumnis di Kompas.com. Menyelesaikan S3 di Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Memahami Pilar Budaya Inovasi Perusahaan

20 Agustus 2021   18:10 Diperbarui: 22 Agustus 2021   07:10 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kodak | Foto oleh Lisa dari Pexels 

Pernah mendengar nama Kodak? Saya yakin generasi sebelum gen Z pasti pernah mendengar dan akrab dengan nama tersebut.

Tahun 90-an adalah tahun-tahun saat perusahaan yang bernama Kodak sangat berjaya dengan produk kamera manual dan film seluloidnya.

Namun memang waktu itu harus menyiapkan terlebih dahulu kamera dan rol film. Dan untuk melihat hasilnya, film harus dicuci dan dicetak terlebih dahulu.

Setelah teknologi kamera digital mulai berkembang, alih-alih peka terhadap hal baru tersebut, Kodak terlambat mengembangkan kamera digitalnya, dan malah berpacu untuk memproduksi secara besar-besaran kamera analognya yang memang saat itu menjadi andalan perusahaan ini

Akhirnya, ketika dunia benar-benar memasuki era kamera digital, Kodak pun hancur lebur diterjang oleh generasi smartphone dengan kamera yang menyatu dengan ponsel.

Bisnis film kamera pun berakhir dan Kodak kesulitan menghasilkan uang. Kamera digital generasi pertama mereka juga kurang diminati karena miskin inovasi.

Akhirnya mereka hilang ditelan pusaran sejarah. Belajar dari hal tersebut, ada satu paradoks yang harus kita pahami mengenai kata inovasi.

Yaitu jika kita bertanya kata tersebut ke para pemimpin perusahaan, mungkin lebih dari 80% pemimpin di perusahaan besar percaya bahwa inovasi sangat penting untuk pertumbuhan bisnis. Namun banyak perusahaan tidak memiliki strategi inovasi.

Hal yang menarik bukan? paradoks yang terjadi di saat teknologi dan disrupsi digital terus berkembang dengan sangat cepat telah memaksa semua industri berpikir jauh ke masa depan.

Masa depan di mana kelincahan bisnis sama pentingnya dengan memiliki strategi yang solid, baik bersifat dari atas ke bawah atau sebaliknya.

Tanpa rencana yang solid dan memetakan bagaimana korporasi akan mencapai tujuan serta membangun bisnis berkelanjutan, suatu organisasi bisnis pasti kesulitan bertahan.

Ditambah dengan keharusan beradaptasi dengan lanskap digital yang berubah sangat cepat.

Untuk menghadapi ini semua maka perusahaan butuh strategi inovasi yang dibangun di atas ide dan inspirasi berpadu dengan budaya inovasi.

Tanpa dukungan budaya inovasi yang dipahami bersama oleh seluruh pemangku kepentingan, maka kegagalan strategi inovasi tersebut di ambang keniscayaan.

Arti Penting Budaya Inovasi

Kita mulai dialektika pemikiran dalam tulisan ini dengan terlebih dahulu memahami fondasi definisi mengenai apa itu budaya inovasi.

Secara sederhana dapat kita ringkas bahwa budaya inovasi adalah rencana langkah terstruktur yang jelas yang harus dilakukan seseorang atau tim untuk mencapai pertumbuhan dan tujuan keberlanjutan masa depan organisasi.

Nah, kerangka kerja budaya inovasi bertujuan untuk menciptakan nilai tambah, seperti solusi baru untuk beradaptasi dalam industri yang berubah atau mendobrak hambatan sosial, perilaku, atau tantangan ekonomi.

Pada dasarnya budaya inovasi bertindak sebagai heuristik yang dapat diandalkan oleh korporasi saat menghadapi situasi sulit.

Krisis dua tahun terakhir ini seperti menjadi pengujian langsung terhadap peran penting budaya inovasi.

Arti penting tersebut didapatkan dengan kemampuan perusahaan menjawab pertanyaan-pertanyaan esensial misalnya:

“Di bidang apa kita akan berinovasi?”

“Berapa banyak yang akan kita investasikan?”

“Siapa yang akan membuat keputusan tersebut?”

“Kemampuan apa yang perlu kita kembangkan untuk mendukung inovasi kita?”

Semua pertanyaan tersebut dibutuhkan saat membangun budaya inovasi, dengan maksud kita harus mempertimbangkan tujuan dan potensi korporasi.

Hal ini penting agar budaya inovasi yang akan dibangun tidak berlawanan arah dengan visi dan misi perusahaan.

Strategi Inovasi | Foto oleh Pixabay dari Pexels 
Strategi Inovasi | Foto oleh Pixabay dari Pexels 

Tujuan dan potensi perusahaan tersebut tidak akan berjalan lancar tanpa didukung oleh budaya inovasi yang ada sebelumnya di dalam organisasi.

Dengan demikian dapat ditarik suatu hipotesis bahwa ada korelasi yang sangat kuat antara daya tahan perusahaan dan kokohnya budaya inovasi di dalam suatu organisasi.

Apa Yang Harus dilakukan Perusahaan?

Salah satu jalan untuk memperkuat budaya inovasi adalah dengan melakukan perubahan dari proses bisnis tradisional ke digital.

Memang harus diakui, "menjadi digital" sering kali merupakan langkah pertama untuk menciptakan budaya inovasi di perusahaan.

Namun menjadi digital walaupun penting, tetap bukan satu-satunya hal yang harus dilakukan perusahaan untuk tetap bertumbuh.

Menurut Alexander Osterwalder, ada 3 pilar yang harus dibangun dan dipertahankan untuk mendukung pelaksanaan budaya inovasi tersebut.

Budaya inovasi harus diciptakan oleh organisasi yang bersaing di pasar yang ditentukan oleh perubahan yang cepat.

Saya memahami bahwa memang penting mempertahankan status quo, namun itu semua tidak cukup untuk bersaing secara efektif, sehingga membuat budaya inovasi penting untuk sukses.

Kodak | Foto oleh Lisa dari Pexels 
Kodak | Foto oleh Lisa dari Pexels 

Ada 3 pilar budaya yang harus dibangun oleh organisasi untuk mendukung budaya inovasi sebagai berikut:

1. Pilar pertama - Kepemimpinan yang mendukung

Pilar kepemimpinan sangat penting untuk memberikan arahan strategis dan keputusan alokasi budget dan sumber daya yang diperlukan.

Tanpa pilar yang pertama ini hampir dipastikan budaya inovasi akan gagal. Penyebabnya adalah budaya inovasi merupakan strategi yang lebih bersifat top-down.

Sehingga tanpa kualitas dan kapasitas kepemimpinan yang mendukung semua rencana strategis, maka alokasi sumber daya tidak akan tepat sasaran.

2. Pilar kedua – Desain Organisasi

Di mana letak pentingnya desain suatu organisasi terhadap budaya inovasi? Jawabannya adalah pada bagaimana sistem, kebijakan, dan struktur organisasi dibuat dan dikembangkan.

Ketika sistem, kebijakan, dan struktur organisasi dibuat dan dikembangkan tapi tidak agile, kaku, dan rigid, maka budaya inovasi tidak akan berjalan lancar.

Budaya inovasi memerlukan sistem yang terbuka, kebijakan yang tidak kaku, serta struktur organisasi yang dinamis.

3. Pilar Ketiga – Pembekalan Pola Pikir Inovasi

Setelah pilar yang pertama dan kedua terbentuk maka pilar ketiga adalah pilar pola pikir. Pola pikir tidak hanya level atas namun harus dimulai dari level yang terbawah.

Pilar yang ketiga ini dapat dilakukan dengan banyak cara misalnya dengan training, coaching, dan mentoring.

Hal-hal tersebut dilakukan agar semua jenjang organisasi dapat mempraktikkan pola pikir yang berorientasi inovasi.

Konklusi

3 pilar di atas, tentu saja, adalah dapat dikembangkan dan memang pasti berbeda setiap industri, apakah itu di bidang teknologi, kesehatan, consumer goods, atau infrastruktur.

Satu hal yang pasti bahwa tidak ada perusahaan yang tumbuh selamanya, dan kita tidak pernah benar-benar tahu kapan titik belok akan terjadi.

Budaya inovasi juga akan mendorong pemikiran inovatif setiap individu organisasi untuk menghasilkan produk dan ide baru

Itulah sebabnya yang terbaik adalah selalu siap. Dengan kata lain, kita harus menjadikan budaya inovasi sebagai proses yang berkelanjutan.

Jika tidak, hanya masalah waktu sebelum kita menyadari bahwa jalan di hadapan kita mulai menurun dan akhirnya kita terjatuh dalam proses mengejar ketertinggalan.

Salam hangat saya
Andesna Nanda
Mahasiswa Program Doktor Universitas Brawijaya dan praktisi perencanaan strategis

Referensi

  1. Harvard Business Review/Innovation Isn’t an Idea Problem
  2. Harvard Business Review/Why Your Organization Needs an Innovation Ecosystem
  3. Harvard Business Review/Kodak and the Brutal Difficulty of Transformation

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun