Setiap orang pasti memiliki aspirasi dan harapan. Namun terkadang kita tidak begitu memikirkan efek atau dampak aspirasi dan harapan tersebut untuk hidup kita.
Di titik yang ekstrim, aspirasi dan harapan tersebut akan membuat kita merasa cemas jika aspirasi dan harapan tersebut tidak tercapai.
Hal ini disebabkan karena otak kita tidak berhenti untuk mengirimkan sinyal ke seluruh anggota tubuh untuk tetap berharap semua hal yang kita cita-citakan tercapai.
Tentunya tidak ada yang salah dengan hal tersebut. Sebagai manusia kita memang dibekali oleh free will untuk terus berharap maju dan bergerak secara dinamis.
Pengalaman saya selama ini mengejar aspirasi dan harapan membuat saya sadar bahwa rasa cemas selalu akan datang ketika kita tidak bisa memahami makna sesungguhnya dari mengejar aspirasi dan harapan.
Rasa cemas itu akan membuat kita menjadi tidak bahagia dalam kehidupan dan keluarga. Rasa cemas akan membuat kita mengeluh mengenai bos kita, teman sekantor, pasangan, dan bahkan orang tua kita sendiri.
Saya sendiri adalah pribadi yang mencoba hidup berdampingan dengan rasa cemas yang saya ciptakan sendiri.
Rasa cemas yang saya ciptakan karena begitu besar aspirasi dan harapan saya untuk hidup secara sempurna.
Di satu titik rasa cemas itu terkadang berubah menjadi nyeri di dada yang cukup intens. Namun kemudian saya sadar bahwa saya harus belajar melakukan kontrol terhadap hal tersebut.
Saya sadar bahwa urusan saya bukan hanya soal rasa cemas. Sebagai kepala keluarga saya harus tetap tenang dan hadir untuk seluruh orang-orang yang saya cintai.
Mengapa Mengontrol Rasa Cemas Itu Penting?
Jawabannya adalah berhubungan dengan uang, aspirasi dan harapan atau tujuan jangka pendek atau jangka panjang.