Peristiwa tersebut membuat saya sadar, jika saya ingin naik level, saya harus mampu berpikir komprehensif.Â
Berpikir komprehensif di sini konteksnya adalah memikirkan hubungan sebab-akibat atau saling keterkaitan yang akhirnya menjadi mata rantai sebab akibat.Â
Mari kita urai satu persatu benang merah berpikir komprehensif ini, dengan logis, agar kita bisa melangkah maju.
Apa Itu Berpikir Komprehensif?
Saat ini kita hidup di era yang membutuhkan searchlight intelligence. Definisinya adalah kemampuan untuk menghubungkan titik-titik antara orang dan ide, di mana orang lain tidak melihat kemungkinan adanya hubungan.
Kemampuan connecting the dots inilah membuat perspektif informasi atau data menjadi lebih penting dari sebelumnya untuk mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya di masa depan. Misalnya begini, pikirkan tentang bak mandi. Keran dan saluran pembuangan adalah titik yang berhubungan sebab-akibat.Â
Jika kita menyalakan air tetapi tidak menutup saluran pembuangan, air akan terus mengalir dan bak tidak akan pernah terisi.
Jadi, ketika kita membuat bak mandi, kita harus berpikir komprehensif. Jangan cuma memikirkan bagaimana keran air berfungsi secara maksimal.
Kita juga harus memikirkan bagaimana cara menutup saluran pembuangan air. Ini yang disebut berpikir secara komprehensif. Banyak orang akan bilang "ah, hal gampang itu", tapi saya banyak melihat pada implementasinya justru banyak yang tidak berpikir komprehensif. Contoh lain misalnya, kita bisa menganalisa apa alasan satu artikel dipilih tim editor menjadi artikel utama dari berbagai macam sudut.Â
Tentunya cara menganalisa secara komprehensif adalah bukan hanya melihat pada siapa penulisnya, tapi bagaimana kita bisa melihat tren dan pola dari banyak artikel utama tersebut.
Kita harus bisa melihat pola dan tren kenapa artikel-artikel tersebut dipilih menjadi artikel utama. Jadi kita bisa belajar hal tersebut untuk artikel kita sendiri.Â