Pemimpin yang tidak suka belajar lebih baik jangan jadi pemimpin. Pembelajaran adalah proses berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuan untuk masa depan yang dapat mengarah pada pengembangan profesional.Â
Jadi, lupakan menjadi pemimpin jika tidak mau belajar. Lupakan juga cita-cita besar membentuk pemimpin berikutnya.Â
3. Siap sukses tapi lebih siap gagal
Saya tahu banyak orang bukan hanya pemimpin yang hanya siap menang tapi tidak siap kalah. Untuk menjadi pemimpin lebih dibutuhkan kesiapan untuk gagal.
Sudah terlalu banyak orang yang mengatakan "saya siap sukses", tapi mengatakan "saya siap gagal", itulah keberanian seorang pemimpin.
Namun demikian, sekali lagi saya tekankan, kepemimpinan adalah definisi terbuka untuk interpretasi subjektif. Semua orang pasti memiliki pemahaman intuitif sendiri tentang apa itu kepemimpinan, berdasarkan pengalaman dan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagian memandang kepemimpinan sebagai konsekuensi dari serangkaian sifat atau karakteristik yang dimiliki oleh ''pemimpin", sementara yang lain memandang kepemimpinan sebagai proses sosial yang terjadi dari hubungan antar manusia.
Satu hal yang pasti, kepemimpinan itu penting, bisa dipelajari dan diterjemahkan dalam konteks paling sederhana dalam kehidupan.
Tujuan kepemimpinan sebenarnya adalah untuk memimpin kelompok atau organisasi menuju tujuan bersama. Saat dunia berubah, peran pemimpin juga berubah. Gaya kepemimpinan yang old fashioned seperti perintah dan kontrol, menurut saya sudah kuno, tidak efektif dalam dunia baru yang penuh ketidakpastian, kompleksitas dan perubahan yang konstan.
Hasil pengamatan saya sebagai generasi di perbatasan, pola pikir, perilaku dan keterampilan kepemimpinan untuk saat sekarang harus dibentuk melalui cara-cara dan metodologi berbasis ilmu pengetahuan.