Tanpa adanya pemenang atau pecundang yang jelas, Mekare-Kare adalah perwujudan dari penghargaan terhadap kolektivitas dan kohesi sosial. Dalam konteks ini, setiap luka yang diperoleh dalam pertempuran diobati dengan obat tradisional sebagai penanda bahwa dalam tradisi ini tidak ada kekalahan yang diakui, hanya penghormatan kepada Dewa Indra.
Dengan mempertahankan warisan budayanya, Desa Adat Tenganan Pegringsingan tidak hanya meneguhkan eksistensinya sebagai tujuan wisata budaya yang unik, tetapi juga memberikan inspirasi bagi masyarakat global tentang pentingnya memelihara dan menghormati nilai-nilai tradisional dalam era modern yang terus berubah. Tradisi Mekare-Kare tidak sekadar menjadi atraksi visual atau ritual, tetapi juga sebuah cerminan dari kekuatan spiritual dan keberanian dalam menjaga identitas budaya yang telah mengakar kuat di tengah-tengah kemajuan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H