Penulis pernah mewawancarai beberapa remaja yang terjebak dalam pergaulan bebas. Bahkan ada remaja polos sampai terpuruk ke dalam tindakan kekerasan seksual, kebaikan seseorang terkadang modus. Jangan mudah percaya pada orang baru dikenal, apalagi mengajak kamu berbuat hal-hal aneh dan berisiko.Â
Semua kembali pada kepekaan insan dalam menjalin hubungan dengan teman ataupun komunitas. Segera bertindak tegas apabila sudah menyimpang dari kenyamanan, cerdas bersikap supaya terhindar sebagai korban berikutnya.Â
Keberingasan hidup di luar sana sangat mencemaskan hati para orang tua, insan remaja harus lebih peka dan dibekali ilmu untuk melindungi diri dari berbagai ancaman. Menyeruak dari keganasan ini mengingatkan penulis tentang bayi Labi-Labi di tepi pantai. Dia berjuang melawan kekejaman pemangsa untuk mencapai perairan laut hingga selamat.Â
Demikian juga kita manusia diberikan akal kecerdasan senantiasa lebih kritis berpikir. Berjalan di titian lurus sambil berikhtiar, semoga Sang Pencipta melindungi generasi di masa mendatang. Jangan.pernah berkecil hati jika takdirmu masih jauh dari harapan, bukankah setelah kesulitan akan ada berbagai kemudahan, maka bersabarlah!Â
Demikianlah, sekilas ulasan penulis mengenai informasi edukasi tentang penularan HIV-AIDS. Semoga membuka wawasan dan antisipasi diri terhadap faktor perilaku berisiko terhadap  penularan virus tersebut. Â
Mari menyongsong tahun 2030 bebas HIV, dengan mewujudkan Triple Zero, zero kasus HIV baru, zero kematian AIDS dan zero stigma diskriminasi ODHA. Kesuksesan penanggulangan kasus ini melibatkan semua lini terutama generasi muda sehat dan berkarya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H