Malang, 07 November 2024 --- Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim dosen Universitas Malang (UM) mengungkapkan hasil evaluasi menarik mengenai kompetensi kepribadian konselor berkebhinekaan di sejumlah sekolah di Malang Raya. Penelitian ini, yang dipimpin oleh Prof. Dr. Nur Hidayah, M.Pd, mengungkapkan ekspektasi siswa terhadap peran konselor atau guru BK yang lebih inklusif dan peka terhadap keragaman budaya di sekolah.
Tim peneliti menggunakan metode Service Quality untuk menilai sejauh mana kualitas layanan konseling yang diberikan kepada siswa dari latar belakang etnis, budaya, dan sosial yang beragam. Meskipun sebagian besar responden penelitian ini didominasi oleh siswa kota Malang, 35% siswa terlibat adalah berasal dari luar daerah Malang, yakni dari  69 kota asal berbeda di Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa lebih dari 50% ekspektasi siswa terhadap konselor telah dipenuhi, namun masih ada ruang untuk perbaikan.
Ekspektasi Siswa terhadap Konselor Berkebhinekaan
Para siswa mengungkapkan bahwa mereka menginginkan konselor yang tidak hanya memiliki kompetensi akademik dan psikologis, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang keberagaman budaya, agama, dan latar belakang sosial mereka. Konselor yang mereka harapkan adalah sosok yang mampu menciptakan lingkungan yang inklusif, di mana setiap siswa merasa dihargai dan aman untuk berbicara tentang masalah pribadi, sosial, maupun akademik.
Namun, meskipun sebagian besar ekspektasi tersebut telah terpenuhi, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan. *Prof. Dr. Nur Hidayah*, ketua tim peneliti, menjelaskan bahwa meskipun banyak konselor telah berusaha memenuhi kebutuhan siswa, mereka perlu lebih proaktif dalam memahami berbagai dinamika yang memengaruhi kondisi psikologis siswa.
Tantangan untuk Para Konselor
Berdasarkan temuan tersebut, ada beberapa rekomendasi yang harus diperhatikan oleh para konselor untuk meningkatkan kualitas layanan mereka, antara lain:
1.Mengidentifikasi layanan pengembangan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan siswa
  Siswa menginginkan konselor yang tidak hanya memberikan dukungan emosional, tetapi juga dapat membantu mereka  mengembangkan keterampilan hidup yang relevan, seperti kemampuan komunikasi, pengelolaan stres, dan pemecahan masalah.
2.Meningkatkan rasa aman bagi siswa
  Rasa aman adalah salah satu kriteria paling penting bagi siswa dalam memilih konselor. Para konselor diharapkan dapat menciptakan suasana yang mendukung di mana siswa merasa nyaman untuk membuka diri tanpa takut akan diskriminasi atau penilaian.
3. Melakukan asesmen berkala untuk memahami tekanan dan frustasi siswa Â
  Para konselor juga diharapkan melakukan evaluasi secara rutin untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa, serta tekanan psikologis yang mereka alami akibat faktor eksternal maupun internal. Dengan demikian, konselor dapat memberikan intervensi yang tepat dan lebih personal.
Prof. Dr. Nur Hidayah, M.Pd. menambahkan bahwa meskipun konselor di Malang Raya sudah menunjukkan upaya yang baik dalam memberikan layanan konseling, mereka perlu terus beradaptasi dengan perubahan sosial dan budaya yang berkembang di kalangan siswa. Ini termasuk memahami lebih dalam tentang tantangan yang dihadapi oleh siswa dari luar daerah dan bagaimana cara menjembatani perbedaan yang ada.
Meningkatkan Kompetensi Konselor untuk Masa Depan
Penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian konselor berkebhinekaan sangat penting untuk mendukung kesejahteraan psikologis dan perkembangan siswa secara optimal. Oleh karena itu, penting bagi sekolah dan lembaga pendidikan untuk memberikan pelatihan berkelanjutan bagi para konselor guna meningkatkan keterampilan mereka dalam menghadapi berbagai masalah sosial dan budaya yang dihadapi oleh siswa di zaman yang semakin kompleks ini.
Dengan memahami ekspektasi siswa dan terus berupaya untuk memberikan layanan yang lebih baik, diharapkan para konselor di Malang Raya bisa menjadi garda terdepan dalam mendukung keberagaman dan menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif.
(Sumber: Tim Peneliti Universitas Malang)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H