Mohon tunggu...
Nancy Susilawati
Nancy Susilawati Mohon Tunggu... Lainnya - karyawan swasta

Saya bekerja di perusahaan swasta yang bergerak di bidang pendidikan. Di waktu senggang saya mengisinya dengan melakukan perjalanan ke beberapa tempat yang menarik. Aku menikmati perjalanan ke berbagai tempat menarik di Indonesia atau luar negeri. Menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan, mengenal budaya, makanan, lingkungan baru dan banyak hal lain yang menarik.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menyelusuri Jejak Sejarah dari Bangunan Peninggalan Zaman Kolonial Belanda di Matraman, Jakarta

26 Juni 2024   12:58 Diperbarui: 27 Juni 2024   13:07 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karya Pendidikan Marsudirini kini tersebar diberbagai wilayah di Indonesia yaitu: Semarang, Jakarta, Bogor, Bekasi, Surakarta, Magelang, Yogyakarta, Pekanbaru, Salatiga, Bali, Ende dan Sumba.

Nancy Silitonga
Nancy Silitonga
Jakarta Good Guide
Jakarta Good Guide

4. Gereja Santo Yoseph

Tidak jauh dari Sekolah Marsudirini terdapat Gereja Santo Yoseph yang terletak di Jalan Matraman Raya no.127. Gereja ini merupakan salah satu gereja tertua di Jakarta yang merupakan peninggalan zaman kolonial di Indonesia.

Kisah pembangunann gereja ini berawal dari pembelian sebidang tanah di tepi Jalan Matraman Raya Matramanweg pada 13 Desember 1906, yang dipersiapkan untuk pembangunan gereja. Tapi, tanggal 28 Desember 1906, daerah ini terlebih dulu dibentuk sebagai fasilitas pelayanan umat yang dilaksanakan oleh Pastor Katedral PJ Hoevenaars SJ.

Tiga tahun kemudian, dilaksanakan permandian atau baptis pertama, 22 Juni 1909. Tanggal permandian ini kemudian ditetapkan Pastor Johanes Djawa SVD (Pastor Kepala periode 1989-1999) sebagai penanda kelahiran Paroki Matraman. Christina Wilhelmina Cornelia, lahir pada 14 Mei 1909, adalah anak pertama warga pribumi yang dibaptis di gereja ini.

Selama 30 tahun pertama, gereja ini didominasi orang asing, khususnya Belanda. Tahun 1921, umat gereja ini masih berjumlah 1.052 orang, dan sempat berkembang pesat jadi 13.000 orang pada tahun 1985. Karena makin banyaknya Paroki di Jakarta, umat gereja ini pun terpecah, dan tahun 2004 tinggal 5.577 orang.

Nancy Silitonga
Nancy Silitonga

Nancy Silitonga
Nancy Silitonga

5. Panti Asuhan Van der Steur

Pendiri panti asuhan ini adalah  Johannes Van der Steur,  seorang penginjil keturunan Belanda, Van der Steur. Kisahnya dimulai ketika mendengar ihwal penderitaan yang dialami para serdadu Belanda yang bertugas di Hindia Belanda (Indonesia) dari temannya.

Cerita itu membuat Van der Steur tergerak untuk membantu sehingga dia kemudian berangkat ke Hindia Belanda pada 10 September 1892. Dia memilih Magelang sebagai lokasi untuk melakukan tugas pelayanan sebagai penginjil.

Suatu hari dia bertemu seorang tentara Belanda yang sedang mabuk. Prajurit tersebut menantang Van der Steur untuk merawat empat anak temannya yang hidup dalam kondisi yang menyedihkan di sebuah kampong di Magelang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun