Aku merasa sudah baikan dan harus segera kembali ke lapangan. Aku menengok ke arah jam dinding sebelum meninggalkan poli. Hampir pukul dua belas, yang lain pasti sedang beristirahat da bersiap siap untuk menunaikan ibadah sholat Dzuhur.
Aku menyambar mukena yang sudah stand by di laci, lalu berlari kecil ke masjid. Aku mengambil wudhu dan segerabergabung dengan jamaah yang lainnya.
Usai itu, kami diberi waktu istirahat lagi oleh panitia dan OSIS. Kami memanfaatkan waktu istirahat yang terasa singkat ini untuk berbagai hal. Mulai dari mengisi perut, membaca, bahkan ada beberapa kelompok yang berkumpul dan membahas yel-yel atau sebagainya.
Ketika peluit dari salah satu kakak OSIS terdengar, peserta SAKSI 2019 kembali menghentikan segala kegiatan mereka dan berhamburan ke lapangan bak semut yang berkumpul di satu titik.
Kami segera melanjutkan pekerjaan kami masing-masing. Kelompokku sudah mengecat hamper 90% dari tongkatnya. Itu berarti, kurang lebih 10%nya lagi adalah tugasku yang sedari tadi berbaring di poli.
Yeah, bagaimanapun mereka tidak benar-benar menimpakan 10% itu padaku seorang. Mereka tetap membantuku.
Karena aku merasa telah menjadi beban, akhirnya aku memilih untuk mengamplas lapangan yang terkena cat selagi yang lainnya membicarakan yel-yel dan apa yang akan mereka tampilkan untuk pentas seni nanti.
Ketika waktu sudah habis, tongkat-tongkat dijemur dan vandal diberikan ke ketua kelompok untuk dipakai.
Kami berkumpul kembali dan membetuk barisan sesuai kelompok.
Apel penutupan digelar, tanda bahwa kegiatan hari ini sudah tuntas.
Untuk hari-hari berikutnuya, aku memutuskan untuk memisahkannya dengan artikel ini karena khawatir artikel ini terlalu panjang dan membuat kepala kalian serasa ingin pecah dan mati karena kebosanan.