Mohon tunggu...
Nay Yuripatasha
Nay Yuripatasha Mohon Tunggu... Editor - Nayla Yuripatasha Komaruddin

SMP Labschool Rawamangun's Student

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keseruan Sosialisasi dan Hari Pertama Pra-SAKSI 2019 Labsraw

16 Februari 2019   07:59 Diperbarui: 16 Februari 2019   08:18 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aku mengajukan diri untuk membantu pembuatan tongkat. Dengan bantuan kakak pnghubung kami, kami segera menggelar Koran tanpa ba-bi-bu.

Pertama-tama kami mengamplas 2 tongkat yang akan dipakai ketua dan wakil kelompok kami. Ketika kami sudah emastikan bahwa kedua tongkat itu sudah mulus bak kulit bidadari, kami lanjut ke proses pengecetan.

Selama proses pengecetan berlangsung, nasib sial kembali menerpa tubuhku. aku terus memaksakan tubuhku untuk terus membantu walau yang bisa kulakukan kurang lebih hanya duduk sambil memegangi tongkat ketika teman-temanku yang lainnya mengecatnya.

Ketika aku merasa bahwa aku sudah tidak kua lagi, teman-temanku menganjurkanku untuk segera izin ke kakak penghubung kamu dan beristirahat sejenak di poli klinik hingga aku merasa sudah baikan.

Awalnya, aku sempat menolak untuk pergi ke poli, namun lambat laun aku merasa tak berdaya lagi untuk menolak dan menerima saran mereka.

Petugas di poli segera membantuku untuk menyamankan diriku sendiri dan tentu saja, membuatku merasa baikan sehingga aku dapat mengikuti kegiatan yang akan berlangsung hari itu.

Mereka memberikanku sebah obat dan segelas teh panas. Mereka menyediakan satu kasur untukku dan aku segera merasa nyaman ketika berbaring diatasnya. Aku memaksa badanku sendiri untuk menyesuaikan posisi dan beristirahat sejenak.

Sayang sekali aku bukanlah robot yang bisa menekan satu tombol untuk mematikan sejenak. Senyaman apapun kau saat itu, tapi ketika kau sedang sakit, akan sulit untuk terlelap.

Akhirnya, aku berhasil diselimuti oleh kekosongan.

Suara decit pintu membangunkanku dari tidurku. Seorang peserta lain masuk ke poli. Aku mengira itu adalah salah satu dari temanku yang datang untuk membangunkanku dan menyuruhku untuk kembali ke lapangan. Namun, dugaanku meleset. Dia adalah peserta SAKSI lain yang kemungkinan sedang tidak enak badan juga.

Aku mendorong tubuhku ke posisi duduk. Aku menengok ke segala arah. Poli masih sepi seperti biasanya. Aku menghabiskan tah yang terletak di meja samping tempat tidur dan membenarkan pakaian serta name tagku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun