Mohon tunggu...
Nana Sujana
Nana Sujana Mohon Tunggu... Human Resources - Praktisi Pendidikan, Pembelajar Sosial, Litbang Sekolah Laz GCS, dan Penulis Buku.

Jadilah Manusia yang selalu bermanfaat buat orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Menjadi Guru yang Baik

25 November 2019   11:50 Diperbarui: 26 November 2019   07:30 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Asa Seorang Guru

Dikala pagi buta kupacu diriku
Aku tinggalkan kenyaman raga ini
Walau rasa lelah menerpaku
Aku tak pedulikan itu semua
Kuingat wajah-wajah mungil menantiku

Wajah-wajah nan lugu yang haus ilmu
Menari-nari di pelupuk mata sedang menunggu

Untaian kata-kata terucap seribu makna penyejuk jiwa
Kusambut wajah lugu dengan senyum hangat

Ruang persegi itu menjadi saksi bisu
Antara engkau dan aku
Kau reguk cawan ilmu
Tuk puaskan rasa haus dibibirmu
Hingga kau merasa puas dengannya

Tak ada hal yang lebih aku harapkan darimu
Agar engkau mampu mengepakan sayap-sayapmu
Agar Engkau bisa terbang nan tinggi
Laksana seekor kupu-kupu tumbuh dari kepompong
Akhirnya Engkau bisa kembali kepada-Nya.

Puisi di atas ingin menggambarkan tentang perjuangan hidup dan harapan seorang guru dimanapun berada yang saat ini sedang diperingati sebagai hari Guru. Guru sebagai salah satu agen perubahan dan pejuang kemajuan Bangsa ini keberadaannya memegang peranan sentral dalam kehidupan ini.

Guru telah melahirkan berbagai bidang keahlian dan profesi yang dibutuhkan dalam kehidupan kita mulai dari Presiden, Dokter, Insinyur, Arsitek, dan lain-lain. Selain telah melahirkan beragam keahlian profesi maka tugas terberat seorang guru adalah terletak pada kemampunnya untuk mencerdaskan dan mendidik murid-muridnya agar memiliki karakter yang mulia dan mengaktualkan seluruh potensi yang dimiliki anak didiknya.

Oleh karena fungsinya yang sangat mulia dan berat maka kedudukan guru mempunyai kedudukan yang sangat mulia. Maka sudah selayaknya ia diberikan penghormatan dan diberikan perhatian agar ia bisa lebih konsentrasi dan nyaman dalam menjalankan tugasnya yang sangat berat.

Hal ini bukan berarti guru haus akan perhatian dan pujian tetapi semua ini adalah sebuah upaya untuk memanusiakan guru dan menempatkan posisi pada tempatnya yang layak dan terhormat. Karena siapapun tak akan mampu menjadi tumbuh-berkembang serta berhasil dalam kehidupannya tanpa bantuan dan sentuhan seorang guru.

Dalam proses pembentukan karakter mulia anak disekolah merupakan tugas terberat dan perkara yang tidak mudah. Selain orang tua di rumah, guru memiliki peran dan ikut bertanggung jawab untuk membimbing anak didik untuk memiliki karakter mulia dan menjadi manusia bermoral. Guru harus menujukkan sebagai sosok pribadi yang matang, berkepibadian stabil tidak emosional, dan berkarakter mulia sehingga akan menjadi teladan bagi anak didiknya.

Guru adalah seorang yang diguru dan ditiru, segala ucapan dan tingkah lakunya menjadi contoh untuk murid-muridnya maka dari itu guru dituntut untuk senantiasa menjaga segala tutur kata dan prilakunya jangan sampai terjerumus pada hal-hal negatif yang bisa merusak nama baik sebagai guru. Disitulah tugas berat seorang guru untuk selalu menjadi contoh teladan yang baik untuk murid-muridnya.

Dalam ilmu Tarbiyah Wataklim disebutkan bahwa "Ath-thoriqatu ahammu minal maddah. Wal mudarris ahammu minat thoriqah. Wa ma ahammu minal mudarris. Ruhul mudarris ahammu min mudarris binafsihi".

Jadi metode lebih penting dari pada materi. Dan guru lebih penting daripada metode itu sendiri. Dan yang lebih penting adalah ruh dari guru itu sendiri.

Dari pernyataan diatas dapat diartikan bahwa hal yang paling penting dalam sebuah penyelenggaraan Pendidikan adalah keberadaan seorang guru yang mempunyai Ruh, Namun guru tentu tidak boleh menampikkan ketiga hal tersebut, metode, materi, dan motivasinya merupakan rangkaian yang tak terpisahkan. Kehadiran seoarang guru yang memiliki ruh sangat menentukan keberhasilan anak didiknya menjadi dalam mencerdaskan dan mendidik murid-muridnya agar memiliki karakter yang mulia dan mengaktualkan seluruh potensi yang dimiliki anak didiknya.

Ruh para pendidik merupakan cerminan semangat dan motivasi atas pilihannya untuk mengambil jalan sebagi guru. Ruh dari guru inilah yang lebih penting dari keberadaan guru itu sendiri. Keberadaan guru yang tidak memiliki ruh sebagai guru maka keberadaannya belum sempurna.

Seorang guru yang memliki ruh setidaknya ada 7 ciri-ciri sebagai berikut yaitu:

1. Memiliki rasa cinta ( Love )

Semua tindakan dan dorongan atas perbuatan yang dilakukannya semata-mata berangkat dari rasa cinta (kasih sayang) semata. Dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik maka ia akan mendidik dengan penuh rasa cinta, ia mencoba mempraktikan berakhlak dengan akhlak Allah, meniru asmaul husna ar-rahman dan ar-rahim (Maha pengasih dan penyayang) bahkan dalam menghukum/ memberikan sanksi tidak akan keluar dari rasa cinta kepada siswanya bukan atas dasar dendam dan kebenciaan.

Sanksi atau hukuman yang diberikan guru kepada muridnya sebagai bentuk kasih sayang agar muridnya menyadari kesalahannya dan tidak terjerumus pada tindakan yang salah. Guru tidak akan mudah marah karena hal yang sepele dan tidak penting, bahkan ia tidak menyimpan sedikitpun rasa benci dalam hatinya. Ia sangat mengharapkan agar semua murid-mudidnya menjadi manusia yang cerdas, berhasil dan memiliki akhlak yang mulia.  

2. Enjoy dalam mengajar (senang saat mengajar)

Dalam menjalankan tugasnya sebagai guru ia tidak merasa terpaksa dan tidak pernah mengeluh, ia betul-betul menikmati setiap langkah yang dilewatinya. Ia menjalankan tugasnya sama dengan menjalankan hobi yang paling disukainya. Ia tidak pedulia betapapun berat dan sulit dalam menjalankan tugasnya.

Maka tidaklah heran jika kita lihat beberapa guru di pelosok daerah yang rela bertugas di pedalaman dengan medan yang berat dan jarak puluhan kilometer untuk sampai ke sekolah tetapi mereka tidak pernah mengeluh dan tetap semangat dalam mengajar murid-muridnya.

3. Bertumbuh-kembang (guru pembelajar)

Seorang guru yang bertumbuh-kembang adalah seorang guru pembelajar, ia selalu menyadari akan kekurangan dirinya makai akan terus berusaha untuk terus belajar dan belajar meng-upgade dirinya untuk terus bertumbuh, menambah ilmu pengetahuan yang dapat meningkatkan kemampuan dirinya sebagai guru.

Ia menyadari untuk melakukan sebuah perubahan yang lebih baik maka harus memulai dari dirinya sendiri, ia juga menyadari agar bisa memperbaiki moral orang lain secara efektif maka harus dimulai dari memperbaiki moral diri sendri terlebih dahulu. Dan ia akan menjadi tauladan yang baik dalam hal ilmu, keshalehan, dan moral bagi murid-muridnya.

4. Bekerja Profesional

Seorang guru professional adalah guru yang menguasai berbagai bidang keahlian yang menjadi tuntutan dalam bidang pekerjaannya, seperti menguasai ilmu mengajar, psikologi anak,  memanage kelas, metode dan strategi belajar, evalausi belajar, dan hal-hal yang terkait dengan Pendidikan.

Setidanya ada tiga hal yang dikuasainya, seperti:

guru sebagai perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar (pre-teaching problems).

guru sebagai pelaksana (organizer), yang harus dapat menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana, di mana ia bertindak sebagai orang sumber (resource person), konsultan kepemimpinan yang bijaksana dalam arti demokratik & humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung (during teaching problems).

guru sebagai penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan (judgement), atas tingkat keberhasilan proses pembelajaran, berdasarkan kriteria yang ditetapkan, baik mengenai aspek keefektifan prosesnya maupun kualifikasi produknya.

5. Memberikan makna lebih dalam atas pekerjaannya

Dalam menjalankan tugasnya ia akan memberikan makna yang lebih dalam, ia kan berusaha secara maksimal dalam menjalankan profesinya, ia tidak asal-asalan sebatas hanya menjalankan tugas dan kewajibanya sebagai guru demi mendapatkan hak-hannya semata.

Ia akan memberikan makna yang lebih atas setiap tindakannya. Ia akan berusaha secara maksimal agar bisa memberikan ilmu yang dimilikinya kepada murid-muridnya, ia memepersiapan dan membekali siswa-siswanya agar menjadi anak yang cerdas dan memiliki karakter yang baik dan mendoakan agar murid-muridnya berhasil dan sukses dimasa depannya,

6. Empati pada muridnya

Dalam menjalankan tugasnya ia memiki rasa kepedulian yang tinggi kepada seluruh murid-muridnya, ia memberikan perhatian yang tulus kepada murid-muridnya,  ia tidak menginginkan ada murid-muridnya yang merasa sedih karena tidak bisa menerima pelajaran darinya, ia selalu merespon pembicaraan atau pertanyaan anak didik, selalu berusaha memberikan perhatian kepada setiap muridnya tanpa membeda-bedakan satu sama lain.

7. Ikhlas dalam Bekerja.

Ia menyadari bahwa dalam bekerja ia harus ihklas karena Allah SWT semata, sehingga ia akan berusaha sekuat tenaga menjalankan tugasnya dengan selalu ikhlas karena Allah semata. Tujuan utamanya adalah mencari ridhanya Allah SWT. Maka tidaklah heran jika kita lihat beberapa guru di pelosok daerah yang rela bertugas di pedalaman dengan medan yang berat dan jarak puluhan kilometer untuk sampai ke sekolah tetapi mereka tidak pernah mengeluh dan tetap semangat dalam mengajar murid-muridnya. Mungkin inilah semangat keihlasan yang tersimpan di hati guru-guru yang luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun