Mohon tunggu...
Nana Podungge
Nana Podungge Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang blogger b2wer teacher

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Antara Kehamilan dan Pengguguran Kandungan

15 Juni 2011   07:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:30 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kehamilan dan Pengguguran

Di zaman dahulu konon mengapa perempuan tiba-tiba menjadi hamil dan menghasilkan manusia dalam bentuk mini merupakan rahasia alam yang tidak pernah bisa dipahami. Nenek moyang kita tidak tahu apa yang menyebabkan seorang perempuan mengandung, sama dengan ketidaktahuan apa yang membuat setiap perempuan setelah menginjak usia tertentu berdarah-darah di tiap bulan. Itu sebab zaman dahulu perempuan dengan mudah dituduh melakukan sihir karena hal-hal yang 'ajaib' ini.

Kemajuan di bidang kedokteran tak lagi membuat hal ini menjadi misteri. Seorang perempuan mendapatkan menstruasi karena memang cara kerja hormon di dalam tubuh perempuan. Dari cara kerja hormon ini seorang perempuan akan menghasilkan sel telur yang akan berkembang menjadi embryo jika dibuahi oleh sel sperma. Kemajuan di bidang kedokteran pula yang akhirnya menjadikan kehidupan di dalam rahim tak lagi menjadi misteri; calon orang tua bisa mengetahui terlebih dahulu jenis kelamin jabang bayi, bisa juga mengetahui kira-kira sang jabang bayi memiliki jenis penyakit tertentu yang mematikan atau tidak. dan seterusnya.

*bless the great progress of medical field*

Demikian juga kemisteriusan mengapa seorang perempuan bisa hamil sedangkan perempuan yang lain tidak bisa. Jika tidak bisa, maka usaha apa yang bisa dilakukan oleh kedua calon orang tua yang tentu saja akan dibantu oleh majunya bidang kedokteran, misal apakah diperlukan bayi tabung. Jika bayi tabung ini berhasil dilakukan, apakah rahim sang ibu bisa menerima embryo yang telah diusahakan berkembang dalam 'tabung' tertentu, ataukah ... diperlukan seorang surrogate mother.

Beberapa saat lalu, aku menulis tentang 'surrogate mother' di note. Dimana kutulis di salah satu kesempatan English Conversation Club aku memperkenalkan istilah ‘surrogate mother’ to my students. “Keanehan” fenomena surrogate mother membuat beberapa siswa bertanya tentang apakah hal ini dibolehkan di Indonesia, mengingat Indonesia adalah negara ‘agama’. (Padahal ya ga juga ya?) Dan orang-orang lebih memilih untuk mengadopsi anak untuk ‘memancing’ agar pasangan suami istri segera memiliki momongan sendiri. Mungkin yang lebih familiar di telinga masyarakat adalah keberadaan bayi tabung. Meski, tetap saja hal ini mengakibatkan pro dan kontra di masyarakat.

Di antara salah satu komen yang masuk ada yang menyebut tentang 'pengguguran kandungan' yang tidak selayaknya dilakukan. Hal ini mengingat betapa rumit dan ribet usaha yang dilakukan banyak perempuan yang sangat menginginkan untuk punya anak; be it lewat bayi tabung, maupun menyewa rahim perempuan lain, yang tentu tidak murah. Dalam film BABY MAMA disebutkan harga kurang lebih seratus ribu dollar Amerika untuk sekali sewa.

Well, I got the point there. Namun, kita sebaiknya dengan arif menyikapi mengapa pengguguran kandungan ini terjadi. Menurutku tak ada seorang perempuan pun yang dengan sukarela menggugurkan kandungan, karena jauh lebih sering pengguguran kandungan dilakukan karena terjadi 'kehamilan yang tidak diinginkan'. Menurut sumber yang dapat dipercaya, pengguguran kandungan lebih sering dilakukan oleh para perempuan yang telah menikah dengan alasan yang hanya mereka sendiri yang tahu. Jika pengguguran kandungan selalu dihubungkan dengan para perempuan yang seolah-olah 'hanya' mau melakukan hubungan seks yang tidak aman (alias tanpa pengaman) dan dicap 'bitchy' betapa piciknya.

Mengenai kehamilan yang tidak diinginkan yang terjadi di kalangan remaja sebenarnya bisa dihindari dengan memberikan pendidikan seks yang sesuai dan membekali para remaja itu dengan bagaimana melakukan seks yang aman -- atau beri mereka 'shock therapy' dengan menunjukkan video para penderita penyakit kelamin yang disebabkan melakukan hubungan seks yang tidak sehat agar mereka berpikir-pikir ribuan kali untuk mencoba melakukan hubungan seks out of wedlock. Remaja tidak bisa hanya dicekoki dengan mendirikan masjid-masjid dan khotbah-khotbah moral yang terlalu di awang-awang.

========= ========== ==========

PT28 18.58 090311

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun