Dalam kaitannya dengan arsitektur, penalaran irfani dapat diintegrasikan sebagai pendekatan yang melibatkan dimensi intuitif dalam merancang ruang dan bangunan. Arsitektur tidak hanya bergantung pada analisi logis, teknis, dan estetik dan berbasisi pada akal dan pengalaman panca indera, tetapi dapat juga melibatkan intuisi, perasaan dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai hubugan mansia dengan ruang, alam, dan spiritualitas. Pendekatan ini dapat memberikan keseimbangan antara burhani (rasional) yang mengandalkan anallisis objektif dan penalaran bayani (tradisional) yang lebih menekankan pada teks dan ilmu pengetahuan yang sudah ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H