Arsitektur merupakan bagian penting dari kebudayaan manusia yang terkait dengan berbgagai aspek kehidupan, sperti seni, teknik, ruang atau tataruang, geografi dan sejarah. Karena itu pengertian Arsitektur dapart bervariasi, tergantung dari sudut pandang yang digunakan. Dari segi seni arsitektur dipandang sebagai seni dalam mendesaian bangunan, termasuk bentuk dan elelman dekoratifnya. Dari segi teknik arsitektur merujuk sistem dalam mendirikan bangunan, yang mencakup proses perancangan, konstruksi, dan struktur, serta aspek dekorasi dan keindahan. Jika dilahat dari segi ruang, arsitektur berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan ruang bagi idividu atau kelompok untuk melakukan aktivitas tertentu. Sementara itu, dari perspektif sejarah, kebudayaan, dan geografi, arsitektur dinggap sebagai ungkapan fisik dan peninggalan budaya dari suatu masyakarakat dalam batasan tempat dan waktu tertentu.
Dalam konteks ilmu sains arsitektur yang dintegrasikan dengan ketiga aspek penalaran dalam pemikiran umat islam yaituh bayani,burhani dan irfani. Melalui ketiga pendekatan metode ini kita dapat mengatahui bagaimana arsitektur dapat dipahami bukan hanya sebagai karya seni semata, tetapi kita dapat memahamai arsitektur dengan dimensi nilai-nilai spiritualitas berikut pembahasan lebih jelas
Pendekatan Bayani
Epistemolgi islam, khususnya dalam metode pendekatan bayani, adalah pendekatan pemikiran yang khas dalam tradisi arab, yang sangat mengutamakan otoritas teks (nas). Metode ini bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung bayani menganggap teks sebagai sumber pengetahuan yang jelas dan dapat diterima begitu saja tanpa perlu pemikiran lebih lanjut,. Namun secara tidak langsung, bayani juga memahami teks sebagai pengetahuan yang masih mentah, yang memerlukan proses tafsir (penafsiran) dan penalaran (inferensi atau istidlal)
Metode epistemlogi bayani dalam islam, yang menenkankan pada pemahamana teks (nas) dan penerapan pengentahun berdasarkan ototritas tersebut, yang memiliki relevansi yang signifikan dalam konteks ilmu sains arsitektur. Dalam arsitektur islam, penerapan prinsip- prisnsip yang bersumber dari teks-teks agama atau kebudayaan islam (seperti AL-qur’an dan hadist) berperan penting dalam menentukan arah dan prinsip desain bangunan. kaitan antara metode bayani dan ilmu sans arsitektur.
Otoritas teks dalam desain arsitektur.
Meskipun konsep arsitektur tidak disebutan secara eksplisit dalam al-qur’an, teks suci mengandung ayat ayat yang bisa dinterpretasikan sebagai petunjuk terkait arsitektur. Studi tentang keajaiban al-qur’an yang dikenal dengan I’jaz ilmi, melibatkan pemeriksaan kesesuaian ilmiah dari sejarah ayat-ayat al-qur’an dalam konteks arsitektur islam , prinip-prinsip yang terkandung dalam al-qur’an mengenai keseimbangan, harmoni, dan proposisi telah mempengaruhi desain seperti masjid, istana, dan berbgagai struktur lainnya. Selain itu perintah al-qur’an mengenai kebersihan dan ketertiban juga telah mempengaruhi perencanaan tata letak dan dekorasi bangunan islam. Secara keseluruhan, ajaran al-qur’an tentang keindahan, ketertiban dan keseimbangan memiliki pengaruh besar pada arsitektur islam dan terus menjadi sumber inspirasi bagi arsitek dan desainer hingga saat ini
Ada beberapa prinsip dalam pembangunan sebuah gedung sama halnya Allah SWT menciptakan langit dan bumi yang telah difirmankan oleh ALah Swt dalam qur’an surah AL-baqarah ayat 22 yang membahas tentang pembuatan atau penciptaan labgit dan bumi sebagai berikut, yang artinya ;
“dialah yang menjadiakan bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap, dan dia menurunkn air (hujan) dari langit, lalu dia mengasilkan dengan hujan itu segala buah buahan sebagai rezeki untuk mu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padalahal kamu mengetahui. “
Ayat ini menjelaskan tentang penciptaan langit dan bumi oleh Allah Swt. Meskipun kata “langit” dan “bumi” sering digunakan dalam percakapan sehari –hari, sebenarnya urutan yang lebih tepat adalah “bumi” dan “langit”, karena Allah menciptakan bumi terlebih dahulu kemudian langit. Dalam tafsir Fi Zhilalil Qur’an, ayat ini mengambrkan berbagai kemudahan yang Allah berikan kepada umat manusia di dunia. Allah menciptakan bumi sebagai tempat tinggal yang nyaman, ibarat rumah yang melindungi penghuninya , serta sebagai sarana kehidupan yang penuh dengan kesenangan dan kenikmatan. Semua ciptaan ini terjadi dengan keseuaian dan keseimbangan. Selain itu, langit disebutkan sebagai atap yang kokoh dan rapi, yang memberi kemudahan bagi kehidupan di bumi, seperti panas, cahaya, daya tarik, dan keteraturannya,. Ini mirip dengan sebuah atap dilengkapi dengan lampu yang digantung di langit-langit rumah. Dalam ayat ini terlihat jelas konsep “keesan” Allah sebagai Maha pencipta yang menciptakan segala sesuatu, serta kesatuan alam semesta yang teratur dan harmonis, yang cocok untuk kehidupan manusia.
Nilai-nilai seperti kesetimbangan, harmoni, keindahan, dan simbolisme yang terkandung dalam ayat-ayat al-qur;an dapat menjadi pedoman bagi arsitek dalam merancang lingkungn yang mencerminkan prinsip-prinsip keagamaan. Namun, meskipun ada potensi besar untuk mengintegrasikan nilai-nilai al-qur’an dalam bidang arsitektur, penelitian yang mendalami topik ini masih terbatas. Oleh karena itu penting untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai integrasi nilai-nili arsitektural yang ada dalam al-qur’an, melalui pendekatan kajian I’jaz ilmi, yang mengungkapkan keindahan nilai arsitektur dalam kisah kisah al-qur ‘an , seperti yang tercermin dalam surah A’raf ayat 74. Yang artinya ;