Mohon tunggu...
Nanang E S
Nanang E S Mohon Tunggu... Guru - Orang yang tidak pernah puas untuk belajar

Penggiat literasi yang mempunyai mimpi besar untuk menemukan makna dalam hidup.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berkolaborasi untuk Memaksimalkan Belajar

23 Juli 2024   13:46 Diperbarui: 23 Juli 2024   13:49 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Koleksi Pribadi

Menurut Grant, coaching didefinisikan sebagai proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis dimana coach memfasilitasi peningkatan atas peforma kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (1999). 

Coaching lebih fokus membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya. Pengalaman barangkali menjadi satu modal besar sebagai bahan pengetahuan. Coaching memegang prinsip; kemitraan, konstruktif, terencana, refletif, dan objektif. Posisi guru sebagai coach dalam proses pembelajaran menjadi hal yang urgent untuk saat ini. Belajar tidak melulu disuguhi solusi atas masalah yang ada, adakalanya menyelesaikan sendiri atas masalah yang dihadapinya.

Coaching mengajak coachee menemukan solusi atas masalah yang dihadapinya. Proses coaching juga menjadi satu langkah dalam menguatkan perkembangan siswa secara holistik, mereka tidak sekadar pitar secara teori pelajaran, tetapi juga pintar dalam menyikapi masalah yang sedang dihadapinya. Bahkan tidak itu saja, proses coaching juga menjadi media dalam menggali pengalaman siswa yang kemudiann guru bisa mensinkronkan dengan model/ gaya belajar yang sesuai.

/2/

Kedua, Keterkaitan coaching dengan pembelajaran sosial dan emosiaonal serta pembelajaran berdiferensiasi. Ketiganya saling merajut, menguatkan satu sama lain. 

Coaching membuka komunikasi yang lebih dalam antara coach dengan coachee. Ketika guru menjadi coach atas muridnya, maka komunikasi antara keduanya menjadi bekal berharga dalam proses menumbuhkan/ menciptakan pembelajaran berdiferensiasi, yang beragam sesuai dengan kebutuhan murid. Kebutuhan tersebut dapat berupa pengetahuan yang ada, gaya belajar, minat, dan pemahaman terhadap mata pelajaran. Sehingga siswa akan merasa nyaman dengan proses belajarnya. Keberagaman ini maksunya.

Sumber Foto: Koleksi Pribadi
Sumber Foto: Koleksi Pribadi

Tidak itu saja proses coaching dengan segala prosesnya secra langsung juga mengaplikasikan pembelajaran sosial dan emosional. Di dalam prosesnya coachee (murid) diajak untuk jujur atas dirinya dan masalah yang dihadapinya, tujuan yang ingin dicapai, serta harapan terbesar dari masalahan yang tengah dirasakannya. Proses ini menguatkan sisi emosional dengan mengelola kesadaran diri, manajemen diri, kesadara diri, ketrampilan berelasi dan pengambilan Keputusan yang bertanggung jawab.

Di akhir,  guru bukan sosok supermen tetapi superteam, perlu jarring kolaborasi yang kuat dari berbagai elemen guan menguatkan proses pembelajaran, khususnya dalam menciptakan merdeka belajar guru tidak bisa mewujudkan sendirian, perlu uluran tangan yang kuat dari berbagai pihak untuk selaras mendukung proses pendidikan agar lebih baik. Bagaimanapun perubahan dan tantangan yang dihadapkan pada guru, perlu disadari bahwa itu sebuah keharusan, sebab mengajar adalah belajar dua kali dan mengajar adalah cara belajar yang tidak mengenal batas untuk berhenti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun