Mohon tunggu...
Nana Listiana
Nana Listiana Mohon Tunggu... Buruh - Menjadi wanita kuat

Agar menjadi generasi yang unggul dan baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengertian dan Ragam Masalah Bimbingan Konseling

13 November 2019   17:50 Diperbarui: 22 Juni 2021   18:48 3153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenal Pengertian dan Ragam Masalah Bimbingan Konseling (unsplash/annie-spratt)

Dalam Permendiknas No. 23/2006 telah dirumuskan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dicapai peserta didik, melalui proses pembelajaran berbagai mata pelajaran. Namun, sungguh sangat disesalkan dalam Permendiknas tersebut sama sekali tidak memuat Standar Kompetensi yang harus dicapai peserta didik melalui pelayanan Bimbingan dan Konseling.

Oleh karena itu, Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) mengambil inisiatif untuk merumuskan Standar Kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik, mulai tingkat SD sampai dengan Perguruan Tinggi, dalam bentuk naskah akademik, untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan Depdiknas dalam menentukan kebijakan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Indonesia.

Dalam konteks pembelajaran Standar Kompetensi ini disebut Standar Kompetensi Lulusan (SKL), sementara dalam konteks Bimbingan dan Konseling Standar Kompetensi ini dikenal dengan istilah Standar Kompetensi Kemandirian (SKK), yang di dalamnya mencakup sepuluh aspek perkembangan individu (SD dan SLTP) dan sebelas aspek perkembangan individu (SLTA dan PT). Kesebelas aspek perkembangan tersebut adalah:

(1) Landasan hidup religius;
(2) Landasan perilaku etis;
(3) Kematangan emosi;
(4) Kematangan intelektual;
 (5) Kesadaran tanggung jawab sosial;
(6) Kesadaran gender;
 (7) Pengembangan diri;
(8) Perilaku kewirausahaan (kemandirian perilaku ekonomis);
 (9) Wawasan dan kesiapan karier;
(10) Kematangan hubungan dengan teman sebaya; dan
 (11) Kesiapan diri untuk menikah dan berkeluarga (hanya untuk SLTA dan PT)

Masing-masing aspek perkembangan memiliki tiga dimensi tujuan, yaitu:
(1) pengenalan/penyadaran (memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang aspek dan tugas perkembangan [standar kompetensi] yang harus dikuasai);
(2) akomodasi (memperoleh pemaknaan dan internalisasi atas aspek dan tugas perkembangan [standar kompetensi] yang harus dikuasai)
(3) tindakan (perilaku nyata dalam kehidupan sehari-hari dari aspek dan tugas perkembangan [standar kompetensi] yang harus dikuasai).

Baca juga : Karakteristik Anak Usia Dini Memperngaruhi Karakteristik Pembelajarannya

Pengembangan program layanan Bimbingan dan Konseling merentang mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT). 

Pada jenjang TK dan SD/MI layanan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh Konselor Kunjung (Roving Counselor) untuk membantu guru menyusun Program BK yang terpadu dengan proses pembelajaran dan mengatasi perilaku yang mengganggu, melalui direct behavioral consultation.

Pembahasan

A. Pengertian Bimbingan Konseling

Bimbingan dan Konseling memiliki dua makna yang berbeda namun saling berkaitan satu dengan lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun