Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Slow Living di Jakarta

24 Desember 2024   00:20 Diperbarui: 24 Desember 2024   00:20 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seadanya saja, namun kami masih bisa menabung.

Harga kebutuhan pokok bisa kami dapatkan, karena pemerintah mampu menyeimbangkan harga.

Diluar Jakarta, para petani diberikan fasilitas dan bimbingan oleh pemerintah daerahnya untuk menghasilkan hasil pertanian yang terbaik, dengan harga yang terjangkau.

Jadi, negeri kami tidak mengimpor barang-barang yang sudah ada di negeri kami. Justru kami mengimpor hasil pertanian dan perkebunan, juga perikanan.

Yang kami impor adalah barang-barang yang tidak ada di negeri kami, seperti keyboard yang estetik, kendaraan listrik dan elektronik lainnya. 

Pemerintah kami sangat mampu menjaga hajat hidup orang banyak, termasuk sumber dayanya.

Kami tidak dilatih untuk memiliki mental yang miskin, yakni menunggu bantuan pemerintah. Kami dilatih untuk bersama membangun bangsa ini bersama pemerintah, dengan produktif, dan kreatif dalam berinovasi dengan sumber daya yang negeri ini miliki.

Ah, seperti ini rasanya pajak yang dikenakan oleh pemerintah, terasa ga berat.
Karena pemerintah hadir sebagai pengayom yang mampu bertanggung jawab pada kehidupan rakyatnya. Hampir tidak ada pemberitaan tentang korupsi. 

Presiden kami sangat tegas, ketika ketahuan korupsi, maka akan dimiskinkan. 

Diampuni, namun tidak lagi tinggal di kota, melainkan diasingkan ke tempat terpencil, bersama satu keluarga besar, berikut dengan kerabat yang menjadi satu keturunan, termasuk rekan-rekannya yang berkomplot.

Tentu melihat ketegasan sang Presiden, membuat para menteri, sekaligus jajaran pejabat ataupun staff dibawahnya segan untuk korupsi, karena risikonya jauh lebih menakutkan ketimbang korupsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun